Tokoh Muda NU Usul Rais Aam Dipilih Langsung di Muktamar dan Ketum Ditunjuk oleh Rais Aam Terpilih

Tokoh Muda NU Usul Rais Aam Dipilih Langsung di Muktamar dan Ketum Ditunjuk oleh Rais Aam Terpilih

MAKLUMAT Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) menilai dinamika internal yang memanas di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belakangan ini memperlihatkan betapa rapuhnya struktur kepemimpinan jam’iyyah. Dualisme legitimasi antara Rais Aam dan Ketua Umum yang sama-sama dipilih melalui Muktamar, membuat garis komando tidak berjalan efektif hingga berbulan-bulan.

“Situasi ini menunjukkan perlunya penyederhanaan NU,” tegas Gus Nadir dalam unggahan Instagram pribadinya, Selasa (25/11).

Gus Nadir mendorong Muktamar mendatang untuk mengevaluasi ulang mekanisme pemilihan pimpinan. Ia mengusulkan skema baru, yakni  Rais Aam dipilih langsung di Muktamar, sementara Ketua Umum ditunjuk oleh Rais Aam terpilih.

Menurutnya, model ini menghapus potensi munculnya dua figur yang sama-sama merasa mendapat legitimasi langsung dari Muktamar. “Konsolidasi Syuriyah dan Tanfidziyah bisa berjalan stabil, karena Ketua Umum berangkat dari amanah Rais Aam, bukan menjadi kutub tandingan,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa NU harus berdiri di atas hikmah kepemimpinan ulama, bukan tarik-menarik pengaruh yang justru menggerus marwah organisasi. Penyederhanaan struktur, menurutnya, merupakan bagian dari upaya mengembalikan NU ke nilai-nilai awal yang dijaga para kiai.

Di luar persoalan struktur, Gus Nadir menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi. Ia menekankan bahwa pembenahan paling mendasar justru dimulai dari penyelenggaraan Muktamar.

“Muktamar sebaiknya kembali sederhana. Tidak perlu tiket, tidak perlu sangu, tidak perlu fasilitas mewah, apalagi charter pesawat. Semua kemewahan itu hanya melahirkan loyalitas pragmatis dan membuka ruang kooptasi kepentingan,” tegas mantan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia dan New Zealand periode 2019-2021 ini.

Baca Juga  Apel Milad ke-63 IPM, Riyandi: Generasi Muda Harus Siap Jadi Agen Perubahan

Ia menyarankan agar delegasi dari PWNU, PCNU, dan PCINU menanggung biaya melalui urunanTokoh Muda NU Usul Rais Aam Dipilih Langsung di Muktamar internal. Dengan demikian, Muktamar kembali menjadi ruang musyawarah agama, bukan arena kontestasi berbiaya tinggi.

“Jika Muktamar bebas dari ongkos politik, NU bisa memilih pemimpin yang memang layak, bukan yang paling mampu menutup biaya,” tandas dia.

Gus Nadir menilai NU berkembang melalui kultur kesederhanaan para kiai kampung: mengajar, mengayomi, dan membimbing tanpa glamor dan transaksi. Penyederhanaan, menurutnya, justru jalan untuk memperkuat organisasi.

“NU terlalu besar untuk dibiarkan terjebak dalam kekisruhan dan terlalu mulia untuk diseret kepentingan sesaat. Penyederhanaan adalah langkah maju,” ujarnya.

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *