MAKLUMAT — Selamat Hari Guru Nasional!
Ucapan ini bukan sekadar basa-basi, melainkan pengakuan tulus atas peran strategis para guru di seluruh Nusantara. Tahun ini, momentum peringatan Hari Guru harus menjadi titik balik yang menghadirkan kebahagiaan, semangat baru, dan—yang terpenting—kesuksesan nyata bagi para pahlawan tanpa tanda jasa.

Guru adalah pilar utama pendidikan. Tidak ada masa depan bangsa yang cemerlang tanpa kualitas guru yang mumpuni. Ini merupakan hukum dasar dalam pembangunan peradaban. Karena itu, sudah saatnya kita—para pendidik, masyarakat, dan pemerintah—melakukan introspeksi serta mengakselerasi peran masing-masing. Kepada para guru, harapan terbesar adalah agar semangat profesionalisme dan pengabdian tidak pernah padam. Dunia pendidikan bergerak sangat dinamis. Hanya dengan kualitas dan kompetensi yang terus diasah, masa depan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera dapat benar-benar diwujudkan.
Namun semangat itu harus diiringi dengan penghargaan yang layak. Sudah saatnya masyarakat membuka mata dan memberikan apresiasi yang lebih tinggi kepada profesi guru. Mereka adalah mitra terdekat orang tua dalam mendidik serta membentuk karakter anak-anak. Mendukung guru—baik di dalam maupun di luar sekolah—adalah investasi untuk generasi penerus bangsa. Dukungan tersebut memastikan pendidikan berjalan maksimal, menghasilkan generasi berkarakter, berakhlak, dan berprestasi.
Janji Perlindungan dan Kesejahteraan
Pemerintah memang telah memberikan tunjangan dan sertifikasi untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Di sisi lain, tuntutan profesionalisme semakin tinggi. Sayangnya, perlindungan dan dukungan yang diberikan masih sering tidak sebanding. Hari Guru Nasional harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkuat perlindungan terhadap para pendidik.
Fasilitas serta dukungan peningkatan kompetensi harus memadai, bukan sekadar formalitas proyek. Menjadi guru pada era sekarang penuh tantangan—mulai dari regulasi yang rumit hingga tekanan sosial yang kian besar.
Lebih krusial lagi adalah isu kesejahteraan guru swasta. Ini adalah “utang” yang sudah lama harus dituntaskan negara. Banyak guru swasta masih menghadapi persoalan gaji dan jaminan hidup yang jauh dari layak, padahal peran strategis mereka di sekolah-sekolah sama pentingnya dengan guru negeri.
Pemerintah harus memberikan perhatian ekstra kepada guru-guru swasta. Mereka berhak memperoleh kesejahteraan yang adil dan layak, sebanding dengan kontribusi besar mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Mengabaikan kesejahteraan guru swasta sama artinya dengan melemahkan pondasi pendidikan nasional.
Mari jadikan Hari Guru Nasional sebagai alarm bersama: profesionalisme dan perlindungan harus berjalan beriringan. Jangan biarkan pilar pendidikan kita rapuh hanya karena kita mengabaikan nasib para penjaganya.