MAKLUMAT — Bupati Sidoarjo, H Subandi SH MKn, menekankan pentingnya keakuratan data dalam upaya melakukan pemberantasan narkoba di Kota Delta. Hal itu ia sampaikan ketika menghadiri Diseminasi Hasil Survei Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Ruang Media Center BNNK Sidoarjo, Rabu (26/11/2025).
Dalam sambutannya, Subandi mengapresiasi pelaksanaan survei prevalensi narkoba pertama di Kabupaten Sidoarjo. Ia menegaskan bahwa persoalan narkoba tidak hanya berkaitan dengan aspek kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan generasi muda, keamanan lingkungan, dan ketahanan sosial masyarakat.
Menurutnya, Sidoarjo adalah wilayah yang strategis lantaran berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Namun, hal tersebut jugalah yang menjadi tantangan.
“Sidoarjo merupakan wilayah strategis yang berbatasan langsung dengan Surabaya yang memiliki bandara, terminal, kawasan industri, dan lebih dari 7.000 perusahaan,” ujarnya.
“Kepadatan dan mobilitas ini memberi tantangan tersendiri. Karena itu, hasil survei ini sangat penting sebagai dasar kebijakan,” sambung Subandi.
Ia menekankan bahwa dukungan anggaran dan kebijakan efektif harus didasarkan pada data yang akurat. Dengan demikian, pemetaan kerawanan wilayah dan kelompok rentan dapat dilakukan lebih tepat untuk memperkuat upaya pemberantasan narkoba.
Ia juga mengingatkan bahwa proses pemulihan pecandu tidak dapat hanya dibebankan kepada BNN. Pemkab Sidoarjo bersama puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya harus berkolaborasi menyediakan layanan rehabilitasi yang mudah dijangkau masyarakat.
Tak cuma itu, Subandi juga menyoroti tingginya angka perceraian di Jawa Timur, dengan Sidoarjo berada di peringkat ketiga. Ia mengungkapkan, banyak kasus di antaranya yang ternyata berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba pada usia muda, bahkan sudah merambah siswa SMP dan SMK.
Pemerintah daerah, kata Subandi, berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka penyalahgunaan narkoba melalui kebijakan yang berbasis data dan kolaborasi lintas sektor.
Ia juga menandaskan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo dalam memastikan para penyintas narkoba mendapatkan pendampingan lanjutan pascarehabilitasi, termasuk pelatihan kerja dan penyaluran ke tempat usaha sesuai kemampuan mereka.
Dalam kesempatan itu, Subandi juga menekankan bahwa ukuran komitmen pemerintah bukan pada besar kecilnya anggaran, melainkan pada penurunan angka penyalahgunaan narkoba setiap tahun. Ia berharap survei perdana ini menjadi langkah awal mewujudkan Sidoarjo BERSINAR (Bersih dari Narkoba), serta memastikan generasi muda terlindungi dari ancaman narkoba.
Sekadar diketahui, turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala BNNK Sidoarjo Kombes Pol Gatot Soegeng Soesanto SH, Kepala BPS Sidoarjo Mohammad Ismail, Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Fredik Suharto, Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Warih Andono, serta perwakilan Kodim 0816/Sidoarjo, Polresta Sidoarjo, Kejaksaan Negeri Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), serta sejumlah awak media.
Dalam paparannya, Kepala BNNK Sidoarjo Kombes Pol Gatot Soegeng Soesanto mengungkapkan bahwa Sidoarjo kini memiliki data indeks prevalensi sebesar 0,133% atau 133 penyalahguna per 100.000 penduduk.
Data tersebut, kata dia, menunjukkan wilayah perbatasan dengan Surabaya sebagai daerah paling rawan. Ia juga menyoroti bahwa 50% penyalahguna belum pernah mengakses layanan rehabilitasi, sehingga perluasan akses menjadi prioritas.