MAKLUMAT — Pakar pendidikan asal Jawa Timur, Dr Muhammad Sholihin Fanani, menyambut positif pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang “membela” para guru dalam memberikan pendidikan disiplin bagi murid-murid di sekolah.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam momentum puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (28/11/2025) lalu, yang menyoroti fenomena orang tua/wali murid merasa tidak terima bahkan melaporkan guru yang menghukum atau memberikan sanksi disiplin bagi anaknya.

Sholihin mengaku senang mendengar pernyataan Prabowo tersebut, yang menyiratkan bahwa orang nomor satu di Indonesia siap “pasang badan” membela para guru untuk menjalankan tugasnya mendidik murid-murid di sekolah.
“Saya senang mendengar statement Presiden Prabowo Subianto yang akan pasang badan kepada guru-guru yang mendapatkan tindakan yang kurang menyenangkan dari orang tua murid dalam menjalankan tugasnya,” ujarnya kepada Maklumat.id, Senin (1/12/2025).
Meski begitu, Sholihin menilai pernyataan Presiden Prabowo menunjukkan bahwa permasalahan tersebut sudah sangat serius dan harus benar-benar mendapatkan perhatian dari seluruh elemen.
Menurutnya, para orang tua/wali murid justru harus memberikan apresiasi kepada para guru yang telah berjasa dalam mendidik anak-anaknya, termasuk dalam hal menanamkan kedisiplinan.
“Masalah ini berarti sudah sangat serius dalam dunia pendidikan kita dan harus menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi para orang tua agar ikut memberikan perhargaan kepada para guru-guru yang telah berjasa dalam mendidik anak-anak bangsa secara tulus dan ikhlas,” tandasnya.
“(Saya) mengimbau kepada para murid di seluruh Indonesia agar menghormati guru-guru guru sebagai orang tua di sekolah,” sambung pria yang pernah menjabat sebagai Kepala SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang, Surabaya itu.
Lebih jauh, Sholihin mendorong agar para orang tua/wali murid juga ikut serta secara aktif dalam mendukung pendidikan sang anak, khususnya terkait sikap dan perilaku ketika di rumah.
“Orang tua juga (saya harap) ikut mendukung statement Presiden Prabowo dan memperhatikan terhadap sikap dan perilaku putra-putrinya di rumah,” pesannya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PWM Jawa Timur itu menegaskan bahwa pendidikan anak, yang merupakan generasi masa depan bangsa, adalah menjadi tanggung jawab semua pihak.
Sebab itu, urusan mendidik anak tidak bisa dipasrahkan hanya kepada sekolah sebagai institusi pendidikan formal, tetapi juga bergantung kepada masyarakat atau lingkungan sekitarnya, keluarga, termasuk peran media di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
Ia juga meminta agar semua pihak mendukung proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah. “Tugas guru itu sangat berat. Oleh karenanya harus mendukung apa yang dilakukan oleh guru dalam menjalankan tugasnya,” tandasnya.
Sejalan dengan kebijakan untuk menerapkan restorative justice, ia mendorong agar para orang tua/wali murid mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi antara murid dan guru.
“Jika anak membawa kabar kurang baik, sebaiknya dikonsultasikan dengan pihak sekolah. Jangan main hakim sendiri. Tanyakan apa benar kabar yang dibawa oleh anaknya,” pungkas Sholihin.