MAKLUMAT — Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin SE, menyebut bahwa para generasi z (Gen Z) memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi mereka juga berbeda dari generasi sebelumnya.
Hal itu ia sampaikan ketika menjadi narasumber dalam kegiatan The Z Stage, yang sekaligus menjadi ajang pemilihan Gen Z Pelopor Jawa Timur, yang berlangsung di Aula KH Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Sabtu (6/12/2025).
Kegiatan tersebut, kata Arumi, dapat menjadi ruang dialog para generasi muda yang sedang berupaya menemukan arah dan jati diri di tengah derasnya perubahan sosial, teknologi, dan budaya.
“Gen Z sekarang hidup di era serba ada. Tantangannya bukan karena mereka lemah, tapi karena terlalu banyak pilihan,” ujarnya.
Menurut Arumi, kondisi tersebut membuat sebagian anak muda menjadi gampang kehilangan fokus, mengalami overthinking, ataupun merasa gelisah saat menghadapi tuntutan hidup yang semakin kompetitif.
Sebab itu, ia mendorong agar para generasi muda untuk membangun resiliensi alias ketangguhan mental, untuk melawan berbagai stigma yang kerap disematkan kepada mereka. Anggapan bahwa gen z adalah generasi stroberi, kata dia, harus dilawan dengan kemampuan mengelola diri dan keberanian menghadapi risiko.
“Gen Z harus lebih tangguh. Jangan mudah menyerah hanya karena satu hal tidak berjalan sempurna. Nikmati prosesnya,” katanya.
Tak cuma itu, Arumi juga mengingatkan bahwa apa yang terlihat atau tampak di media sosial (medsos) sering kali hanya hasil akhir yang indah, sementara proses panjang di baliknya jarang ditunjukkan. Sebab itu, ia menandaskan bahwa gen z harus mampu memahami diri, menggali potensi, serta mengelola pola pikir agar tidak terjebak dalam perbandingan yang tidak sehat.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan soft skill sebagai bekal menuju Indonesia Emas. Namun kemampuan tersebut, menurutnya, bukan sesuatu yang sulit dibangun. “Mereka (para gen z) hanya butuh sedikit motivasi dan gambaran jelas tentang arah yang ingin dicapai,” tandas istri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak itu.
Arumi menambahkan, gen z cenderung enggan menginvestasikan waktu pada sesuatu yang belum terlihat hasilnya. Karena itu, pendampingan generasi muda harus disertai contoh konkret, figur inspiratif, serta prospek yang jelas.
Dalam kesempatan itu, Arumi juga menyoroti pentingnya memilih lingkungan pergaulan yang tepat, yang dapat membantu dan mendukung ke dalam hal positif serta membawa optimisme. Menurutnya, lingkungan pergaulan berpengaruh besar terhadap pola pikir dan ketahanan mental seseorang dalam menghadapi tekanan hidup.
Lebih jauh, Arumi juga menyoroti ketimpangan cara pandang antara orang tua dan anak di era serba digital saat ini. Banyak orang tua, menurutnya, masih berusaha meniru pola hidup masa lalu untuk diterapkan pada anak-anak mereka.
Perempuan yang telah banyak memainkan berbagai judul sinetron dan film itu mengajak para orang tua untuk menjadi sistem pendukung (support system) yang adaptif, bukan sumber tekanan, agar generasi muda mampu berkembang dengan percaya diri dan relevan dengan zamannya.