MAKLUMAT — Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi hukum, hak asasi manusia (HAM), dan hikmah, Dr Busyro Muqoddas SH MHum, berpesan kepada kader-kader Persyarikatan yang terjun di dunia politik untuk mencontoh Bupati Bojonegoro periode 2008-2018, Dr Suyoto MSi alias Kang Yoto.
Hal itu ia sampaikan ketika menyampaikan tausiyah dalam Pengajian Umum dan Peresmian Masjid dan Asrama Al Mizan SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik, sekaligus peringatan Milad ke-113 Muhammadiyah, pada Sabtu (6/12/2025) lalu.
Dalam kesempatan itu, ia menyebut sosok Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Prof Dr Khoirul Anwar SPd MPd, yang menurutnya mampu untuk meneruskan dakwah dan perjuangan mantan Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Hal itu bukan tanpa alasan, sebab sebelum terjun ke dunia politik praktis, Suyoto pernah menjabat sebagai Rektor UMG pada periode tahun 2000-2004. Kemudian, pada tahun 2008 ia mencalonkan diri dan resmi terpilih sebagai Bupati Bojonegoro, yang bertahan hingga dua periode berturut-turut. Kini, selain aktif sebagai pengurus DPP Partai NasDem, Suyoto juga masih mengajar di UMG.
“Di antara kita ini misalnya Rektor (UMG/Prof Khoirul Anwar) kita ini, penerus, salah satunya penerus rekan saya yang sukses, Mas Suyoto (Kang Yoto) dulu, yang sekarang di Partai NasDem, (sekarang) sedang berdakwah di sana,” ujarnya disambut tepuk tangan jemaah yang hadir.
Menurut mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, sosok Suyoto selama memimpin Bojonegoro sama sekali jauh dari pemberitaan atau isu-isu negatif, dan itulah contoh teladan kader Muhammadiyah ketika menjadi pemimpin.
“Itu Mas Suyoto, setelah menjadi Rektor (UMG), (terpilih) menjadi Bupati di Bojonegoro dua periode berturut-turut, sampai akhir periode itu enggak ada kabar beliau itu diberitakan korupsi atau sejenisnya, sama sekali enggak ada kabar seperti itu. Itulah kader Muhammadiyah!” tandas Busyro.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat anggota Dewan Pers itu menilai bahwa bencana yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk yang terbaru di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, pada dasarnya disebabkan oleh kebijakan yang diambil oleh pemimpin.
Sebab itu, kata dia, diperlukan sosok-sosok pemimpin yang berintegritas seperti Suyoto, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.
“Nah, kalau bisa jadi Bupati, Wali Kota, Gubernur, dan seterusnya, seperti antara lain Mas Suyoto itu, Indonesia itu tidak akan ada banjir (besar seperti di) Aceh,” kata Busyro.
Dalam kesempatan itu, Busyro juga turut menyoroti kebijakan terkait lingkungan hidup di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk terbitnya UU “omnibus law” Cipta Kerja, UU Minerba, dan sebagainya, yang menurutnya menjadi penyebab semakin masifnya kerusakan lingkungan dan memicu berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan sebagainya.