MAKLUMAT – Andini Rosidah Pane tidak pernah membayangkan, langkah aktifnya di organisasi kampus justru membawanya langsung ke jantung bencana. Mahasiswi semester V Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) itu kini memegang kendali penuh, memimpin operasi kemanusiaan SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (SARMMI) di wilayah yang luluh lantak diterjang banjir dan longsor.
Sebagai Ketua Umum Kompel UMTS, Andini bergerak sangat cepat. Begitu SARMMI menerbitkan surat penugasan, ia langsung menerima tanggung jawab besar itu. Andini berdiri tegak di garis depan, mengomandoi relawan muda yang datang dari berbagai daerah.
“Kami sangat berduka melihat penderitaan warga. Karena itu, kami bekerja maksimal agar kehidupan Desa Aek Ngadol segera pulih,” ujar Andini dengan nada lugas dan tegas.
Posko Bangkit di Tanah yang Luluh Lantak
Desa Aek Ngadol, Kecamatan Batang Toru, berubah drastis setelah Sungai Galoga meluap. Banjir menghanyutkan ribuan kayu gelondongan, menyisakan lumpur tebal yang menutup halaman rumah. Sisa-sisa pohon yang terbawa arus memenuhi jalanan. Bau kayu basah bercampur lumpur tebal menyelimuti desa.
Di tengah kondisi itulah Andini memimpin pergerakan relawan. Mereka datang dari Mapala Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sapta Pala SMAN 7 Jakarta, Mapala UMRI, Himdikum UMRI, Kompel UMTS, dan Mapala Stacia UMJ.
Setiap hari, relawan membersihkan rumah warga, mengatur distribusi logistik, dan membuka ruang aman bagi anak-anak yang masih didera ketakutan.
Andini tidak sekadar mengarahkan. Ia turun langsung ke lapangan, menyapa warga, mengangkat karung-karung lumpur, dan memantau jalur evakuasi. Pergerakannya lincah, suaranya jelas, dan langkahnya selalu tegas. Ia menunjukkan dedikasi yang menginspirasi.
Mandat Memastikan Bantuan Tiba
Ketua Umum SARMMI, Muhammad Abdurrahman Sidiq, memastikan penugasan Andini resmi. Ia membubuhkan tanda tangan pada surat tugas yang menempatkan Andini sebagai pemimpin operasi kemanusiaan di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.
“Andini memperlihatkan leadership kuat dan komitmen kemanusiaan yang tidak perlu kami ragukan,” tegas Abdurrahman. Ia menilai Andini sebagai contoh ideal relawan perempuan generasi muda.
Penugasan ini akan berakhir begitu operasi SARMMI selesai. Namun, sejak hari pertama, Andini sudah memperlihatkan daya juang yang melampaui ekspektasi banyak orang.
Relawan Terlatih Menembus Titik Sulit
SARMMI berada di bawah naungan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Lembaga ini menghimpun Mapala dari kampus Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia. Mereka terbiasa berkegiatan di alam bebas. Mereka mendaki gunung, mengarungi sungai, memanjat tebing, dan menyusuri gua. Mereka siap menjangkau wilayah terisolir yang aksesnya terputus dan tidak bisa ditempuh kendaraan.
Jalur licin, hutan lebat, tebing terjal, dan perjalanan kaki berkilo-kilometer justru menjadi medan yang mempercepat kerja mereka. Andini memanfaatkan kemampuan teknis para relawan ini untuk memastikan bantuan sampai ke warga yang paling sulit dijangkau.
Di tengah aktivitas yang sangat melelahkan, Andini terus menjaga semangat tim. Ia memotivasi relawan, mendampingi warga yang kehilangan tempat tinggal, dan memastikan posko tetap berfungsi. Kehadirannya memberikan kehangatan bagi warga yang sedang berduka.
Dari ruang kuliah, Andini melangkah berani ke medan bencana. Dari catatan praktikum kimia, ia mengalihkan fokus ke pemetaan jalur evakuasi. Dan dari organisasi kampus, ia naik pangkat menjadi pemimpin operasi kemanusiaan.
Andini membuktikan bahwa kepedulian tidak mengenal usia. Dan keberanian, seringkali lahir dari mereka yang tampak paling lembut.
