MAKLUMAT— KH Zulfa Mustofa tidak menunggu waktu lama setelah ditetapkan sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU oleh Rapat Pleno di Hotel Sultan. Keponakan mantan Wapres Ma’ruf Amin itu langsung menggerakkan mesin organisasi dari pusat hingga cabang seluruh Indonesia sejak hari pertama bekerja, Kamis (11/12/2025).
Sejak pagi, Kiai Zulfa memimpin konsolidasi nasional melalui Zoom Meeting yang diikuti jajaran PBNU, lebih dari 30 Pengurus Wilayah (PWNU), lebih dari 400 Pengurus Cabang (PCNU), dan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) dari berbagai negara. Pertemuan ini menjadi rapat koordinasi terbesar pasca-penetapan Pj Ketum, menandai dimulainya fase normalisasi organisasi.
Tidak berhenti di ruang virtual, pada hari yang sama Kiai Zulfa turun langsung ke PWNU Banten untuk meninjau proses pembangunan universitas NU. Kunjungan itu menegaskan bahwa kepemimpinan baru tidak hanya berkutat pada konsolidasi internal, tetapi juga memastikan program dan aset NU tetap berjalan tanpa stagnasi.
“NU sudah normal kembali, sehat kembali, dan siap melanjutkan khidmat,” tegas Kiai Zulfa dalam arahannya kepada seluruh pengurus di berbagai tingkatan.
Dalam forum itu, Kiai Zulfa menegaskan mandat sebagai Pj Ketum PBNU adalah amanah besar untuk menjaga kesinambungan roda organisasi. Ia memahami bahwa keputusan pleno sebelumnya sempat menimbulkan pertanyaan di lapangan.
“Saya paham betul saudara-saudara di bawah kemarin agak ragu seperti apa dengan keputusan pleno yang menunjuk saya. Semoga setelah ini masyarakat dan pengurus NU tidak bingung lagi. Itu yang paling penting,” ujarnya.
Selain konsolidasi, Kiai Zulfa juga menyiapkan langkah-langkah percepatan program, termasuk rencana safari ke Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara. Safari ini menjadi upaya memperkuat barisan, mendengar langsung aspirasi pengurus daerah, sekaligus memastikan PBNU tetap solid setelah dinamika internal beberapa waktu terakhir.
Kiai Zulfa menyebut stabilitas organisasi menjadi prioritasnya. Ini karena NU memiliki tanggung jawab besar sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, sehingga seluruh struktur perlu bergerak serempak dan menjaga marwah organisasi.
“Kita ini bukan hanya mengurus NU, tapi mengurus harapan masyarakat yang jauh lebih luas. Karena itu barisan harus kembali satu,” kata dia.
Dengan langkah tancap gas tersebut, kepemimpinan Kiai Zulfa memasuki fase awal yang ditandai konsolidasi, rekonsolidasi, dan penguatan struktur, sambil memastikan agenda-agenda besar NU tetap berjalan tanpa hambatan.