Gus Imron Tegaskan PBNU Satu: Wacana Kepengurusan Tandingan Tak Punya Dasar Organisasi

Gus Imron Tegaskan PBNU Satu: Wacana Kepengurusan Tandingan Tak Punya Dasar Organisasi

MAKLUMAT – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Imron Rosyadi Hamid atau Gus Imron menegaskan wacana pembentukan kepengurusan PBNU tandingan berada di luar mekanisme, dan tidak memiliki dasar organisasi yang sah.

Pernyataan itu disampaikan Gus Imron saat merespons sikap Forum Kiai Nahdlatul Ulama (NU) Jawa yang mengancam membentuk PBNU tandingan, apabila Musyawarah Luar Biasa (MLB) tidak digelar dalam tiga bulan ke depan.

“PBNU hanya menjalankan roda organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta Peraturan Perkumpulan  atau Perkum NU. Saya tidak ingin menanggapi sesuatu yang tidak diatur dalam AD/ART dan Perkum NU,” tegasnya, Senin (15/12/2025).

Ia menjelaskan forum-forum resmi NU telah diatur secara jelas dalam struktur organisasi. Mekanisme pengambilan keputusan hanya sah melalui forum yang diakui, seperti musyawarah nasional, konferensi wilayah (Konferwil), dan konferensi cabang (Konfercab).

“Forum di luar mekanisme resmi itu tidak memiliki dasar organisasi. Karena itu, kami anggap berada di luar aturan NU,” ujarnya.

Gus Imron menilai jika ada pihak yang tetap memilih menempuh langkah di luar mekanisme, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Namun, ia meragukan efektivitas upaya tersebut dalam menjaga keberlanjutan dan keutuhan NU.

“Kalau ada yang ingin melakukan langkah di luar mekanisme organisasi, itu hak mereka. Tapi menurut saya, itu sulit untuk dijalankan secara efektif,” kata Gus Imron.

Baca Juga  PBNU Copot Gus Yahya sebagai Ketum Per 26 November 2025, Kepemimpinan Beralih ke Rais Aam

Sebelumnya diinformasikan maklumat.id , Forum Kiai NU Jawa menyatakan akan membentuk kepengurusan PBNU tandingan jika dalam tiga bulan ke depan tidak tercapai kesepakatan untuk menggelar Musyawarah Luar Biasa.

Koordinator Kiai NU Jawa, Faris Fuad Hasyim menyebut langkah tersebut sebagai upaya darurat untuk menjaga NU dari stagnasi akibat konflik internal yang berkepanjangan.***

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *