Sosok Mas Ipin, Bupati Trenggalek yang Dorong Ratusan ASN Belajar dari Buku Reset Indonesia

Sosok Mas Ipin, Bupati Trenggalek yang Dorong Ratusan ASN Belajar dari Buku Reset Indonesia

MAKLUMAT — Sosok Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Mas Ipin mencuri perhatian publik setelah mengajak ratusan aparatur sipil negara (ASN) mengikuti acara bedah buku Reset Indonesia yang diadakan di Amphitheater Hutan Kota Trenggalek, Senin (22/12/2025). Banyak publik penasaran siapa sosok Bupati Trenggalek tersebut, terlebih setelah acara serupa di Madiun dibubarkan pemerintah daerah setempat dan aparat kepolisian pada Sabtu (20/12/2025).

Reset Indonesia sendiri adalah buku karya jurnalis lintas generasi. Mereka adalah Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu. Buku ini membahas beragam persoalan struktural di Indonesia sekaligus mengajukan alternatif solusi yang disusun dari riset lapangan dan ekspedisi jurnalistik selama 15 tahun. Berbagai isu penting dibahas di dalam buku ini, meliputi agraria, lingkungan, hingga kebijakan publik.

Salah satu penulis buku ini, Dandhy Laksono menjelaskan bahwa agenda diskusi tersebut membicarakan banyak hal. “Ngobrolin reformasi pendidikan, lingkungan, pertanian, penolakan warga pada tambang emas terbesar di Jawa, proyek-proyek yang dipaksakan dari pusat, hingga ide federalisme,” tulisnya melalui akun X @Dandhy_Laksono pada Senin (22/12/2025).

Dandhy yang juga adalah Co-Founder Watchdoc itu memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Ia mengaku tertarik dengan Trenggalek yang selama lima tahun terakhir konsisten menyuarakan penolakan terhadap tambang, sesuatu yang menurutnya sulit dilakukan oleh pejabat daerah lain di Indonesia.

Baca Juga  Trenggalek Kini Punya Mal Pelayanan Publik, Begini Harapan Menteri PANRB

“Biasanya kami ini males engagement dengan pemerintah. Ha ha, semua males biasanya, tapi kali ini, karena kita bicara Indonesia luas. Salah satunya kami tertarik dan terinspirasi dengan Trenggalek dan kami amati lima tahun terakhir konsisten menyuarakan tolak tambang. Ini sulit bagi pejabat Indonesia yang lain,” ujar Dandhy dalam video yang diunggah oleh akun Instagram Mas Ipin @avinml.

Mas Ipin menjelaskan bahwa tujuan utama mengajak ASN mengikuti bedah buku ini adalah untuk membuka cakrawala berpikir agar dapat terus berbenah ke arah yang lebih baik. “Kalau kita ingin melihat Indonesia yang baru dan lebih baik, maka harus dimulai dari diri kita sendiri. Yang paling bertanggung jawab membawa perubahan di Kabupaten Trenggalek salah satunya adalah pemerintahnya. Karena itu ASN saya ajak untuk berani mengkritisi diri,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Biografi Mochamad Nur Arifin

Dilansir dari Wikipedia, pria yang akrab disapa Mas Ipin itu lahir di Surabaya pada 7 April 1990. Ia adalah Bupati Trenggalek ke-17. Sebelum menjadi bupati, ia menjabat sebagai Wakil Bupati Trenggalek mendampingi Emil Dardak. Ia kemudian menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Trenggalek setelah Emil dilantik sebagai Wakil Gubernur Jatim pada Februari 2019.

Setahun kemudian, Mas Ipin resmi terpilih sebagai Bupati Trenggalek dalam Pilkada 2020 dengan berpasangan bersama Syah Mohammad Natanegara. Pada Pilkada 2024, pasangan itu kembali maju dan meraih kemenangan telak melawan kotak kosong. Pada usia 25 tahun, Mas Ipin tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Wakil Bupati termuda di Indonesia. Sejak 2019 hingga kini, Mas Ipin juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek.

Baca Juga  Komisi V DPR RI Desak Pemerintah Tetapkan Status Darurat Bencana Nasional di Sumatera

Ia berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Orang tuanya merantau dari Trenggalek ke Surabaya untuk mencari penghidupan, dengan ayahnya bekerja sebagai tukang becak dan ibunya sebagai asisten rumah tangga. Setelah ayahnya meninggal dunia pada 2007, Mas Ipin sempat menekuni dunia musik dan membesarkan band Marsmellow sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Trenggalek untuk membangun usaha dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Dalam bidang pendidikan, ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Surabaya. Ia sempat berkuliah di Universitas Airlangga jurusan Manajemen, namun tidak menyelesaikan studinya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Dr. Soetomo Surabaya dan menyelesaikan studi magister Pengembangan Sumber Daya Manusia di Universitas Airlangga pada 2023 dengan tesis mengenai pemikiran Bung Karno dan pengarusutamaan gender di Kabupaten Trenggalek.​

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *