Tekankan Penguatan Masjid Muhammadiyah, Kiai Rik Suhadi: Harus Jadi Ruang Dakwah yang Memberi Manfaat Nyata bagi Masyarakat Sekitar

Tekankan Penguatan Masjid Muhammadiyah, Kiai Rik Suhadi: Harus Jadi Ruang Dakwah yang Memberi Manfaat Nyata bagi Masyarakat Sekitar

MAKLUMAT — Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bangkalan, Kiai Drs Rik Suhadi SThI, menegaskan pentingnya penguatan masjid Muhammadiyah sebagai bagian dari upaya menjaga arah dan identitas gerakan Persyarikatan.

Hal itu ia tegaskan ketika memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Socah yang digelar di Perguruan Muhammadiyah Socah, Kamis (25/12/2025).

Dalam kesempatan itu, Kiai Rik Suhadi menyebut bahwa rapat kerja tidak boleh dipandang sekadar agenda rutin organisasi. Menurutnya, rapat kerja merupakan amanah konstitusional yang memiliki landasan kuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah.

Salah satu mandat penting yang harus dirumuskan, menurut Kiai Rik Suhadi, adalah penguatan kembali masjid Muhammadiyah sebagai pusat dakwah, pembinaan, dan pengokohan ideologi Persyarikatan.

Ia menandaskan, masjid memiliki posisi strategis dalam kehidupan Muhammadiyah. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pembentukan karakter, penyemaian nilai-nilai Islam berkemajuan, serta pusat pelayanan umat.

Karena itu, lanjutnya, ketika masjid Muhammadiyah mulai kehilangan ciri khas amalan dan gerakan Persyarikatan, kondisi tersebut harus menjadi perhatian serius seluruh pimpinan.

“Masjid-masjid Muhammadiyah yang warnanya mulai tampak merah menunjukkan bahwa masjid tersebut tidak lagi melaksanakan amalan sesuai tuntunan Muhammadiyah,” tandas pria yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Socah, Bangkalan itu.

Kiai Rik Suhadi lantas menyoroti fenomena sejumlah masjid Muhammadiyah, yang menurutnya mulai menjauh dari praktik ibadah dan manhaj Persyarikatan.

Baca Juga  Muhammadiyah Bangkalan Apresiasi Gelar Pahlawan Nasional untuk Syaikhona Kholil: Teladan Keikhlasan, Keberanian, dan Ketulusan

Menurutnya, hal tersebut menjadi indikator bahwa penguatan ideologi dan pembinaan masjid belum berjalan secara optimal. Jika dibiarkan, masjid berpotensi kehilangan fungsi strategisnya sebagai penopang utama gerakan dakwah Muhammadiyah.

Dalam konteks tersebut, ia mendorong agar penguatan masjid dilakukan secara menyeluruh dan tidak parsial. Sinergi seluruh struktur Persyarikatan, mulai dari pimpinan ranting, cabang, daerah hingga wilayah dan pusat, dinilai mutlak diperlukan agar masjid Muhammadiyah tetap berada dalam koridor nilai dan amalan Persyarikatan.

Lebih lanjut, Kiai Rik Suhadi juga menekankan bahwa masjid Muhammadiyah harus menjadi ruang dakwah yang membumi dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar. Dakwah yang dikembangkan, kata dia, bukan sekadar simbolik atau seremonial, melainkan dakwah yang hadir melalui kerja nyata, pelayanan sosial, serta kepedulian terhadap persoalan umat.

Ia mengingatkan bahwa Muhammadiyah sejak awal dikenal sebagai gerakan yang bekerja dalam senyap, namun berdampak luas. Prinsip tersebut, menurutnya, harus tercermin pula dalam pengelolaan masjid. Masjid Muhammadiyah tidak perlu sibuk dengan pencitraan, tetapi fokus pada kebermanfaatan, keteladanan, dan konsistensi gerakan.

Melalui rapat kerja tersebut, Kiai Rik Suhadi berharap lahir strategi konkret untuk menghidupkan kembali fungsi masjid Muhammadiyah sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan penguatan ideologi. Dengan masjid yang kokoh dan terjaga arah gerakannya, ia meyakini gerakan Muhammadiyah di Socah akan terus menjadi kekuatan Islam yang mencerahkan dan berkemajuan.

Baca Juga  Luncurkan SuperApp MASA, Muhammadiyah Perkuat Ekosistem Digital
*) Penulis: Indra / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *