Desakan itu disampaikan HRS dalam potongan video ceramah yang viral di media sosial. Dalam ceramahnya, HRS menyebut Presiden Prabowo tidak perlu merasa malu menetapkan bencana nasional, selama keputusan itu berpihak pada keselamatan dan kemanusiaan.
“Bencana nasional itu tidak usah malu. Yang malu itu kalau ngutang triliunan. Ini bantuan untuk rakyat, kenapa harus malu,” ujar HRS, Jumat (26/12/2025).
HRS menyinggung adanya menteri-menteri di sekitar Presiden Prabowo yang menurutnya memiliki mental asal bapak senang (ABS). Ia menduga para pembisik tersebut menyampaikan laporan yang tidak sesuai dengan kondisi nyata di lapangan, sehingga menghambat penetapan status bencana nasional.
Ia kemudian mengingatkan sejarah penanganan bencana besar di Indonesia, seperti tsunami Aceh 2004 dan tsunami Nusa Tenggara Timur 1992. Menurutnya, penetapan bencana nasional saat itu membuat penanganan lebih cepat dan membuka akses bantuan internasional.
Meski melontarkan kritik tajam, HRS mengaku tetap berbaik sangka kepada Presiden Prabowo. Ia meyakini Prabowo memiliki kepedulian besar terhadap korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Saya yakin Presiden Prabowo setuju bencana ini ditetapkan sebagai bencana nasional. Persoalannya, ada pembisik-pembisik di sekeliling beliau yang mempengaruhi agar status itu tidak ditetapkan,” kata HRS.
Ia menegaskan kepentingan rakyat korban bencana harus menjadi prioritas utama, bukan kepentingan citra atau laporan yang dimanipulasi demi menyenangkan atasan.