Ia meminta Kemenkes memastikan efektivitas vaksin influenza yang saat ini digunakan masyarakat Indonesia terhadap varian subclade K, yang diketahui merupakan turunan dari virus Influenza A (H3N2).
“Pemerintah wajib memastikan apakah vaksin yang beredar benar-benar mampu melindungi masyarakat. Jika tidak efektif, Kemenkes harus jujur dan segera menyiapkan langkah korektif,” kata Nihayatul Wafiroh kepada wartawan, Rabu (31/12/2025).
Menurutnya, transparansi data menjadi kunci utama agar publik tidak diliputi ketidakpastian dan spekulasi berlebihan. DPR membutuhkan data ilmiah yang terbuka sebagai dasar pengambilan kebijakan lanjutan.
Nihayatul secara tegas meminta Kemenkes melakukan uji ulang vaksin influenza, mempublikasikan hasil uji klinis secara terbuka, serta mempercepat pengembangan atau pengadaan vaksin alternatif jika efektivitas vaksin saat ini terbukti rendah.
“Jangan menunggu situasi memburuk. Jika vaksin yang ada kurang manjur terhadap subclade K, pemerintah harus bergerak cepat menghadirkan opsi yang lebih efektif,” tegas Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa itu.
Ia juga mendorong penguatan kolaborasi antara DPR, Kemenkes, pakar epidemiologi nasional, serta organisasi kesehatan global agar Indonesia tidak tertinggal dalam merespons dinamika influenza musiman yang semakin kompleks.
Sebagai informasi, subclade K merupakan varian baru Influenza A (H3N2) yang saat ini mendominasi gelombang flu di sejumlah negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.
Meski otoritas kesehatan global menyebut varian ini tidak lebih mematikan, tingkat penularannya yang tinggi telah memicu lonjakan kasus serta meningkatkan tekanan pada fasilitas kesehatan di berbagai negara.
Data terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan jutaan kasus influenza terjadi di Amerika Serikat pada musim ini, dengan puluhan ribu pasien menjalani perawatan rumah sakit, sebagian besar terkait H3N2 subclade K.