Pengendalian Banjir Jadi Prioritas Pemkot Surabaya Sepanjang 2025

Pengendalian Banjir Jadi Prioritas Pemkot Surabaya Sepanjang 2025

MAKLUMAT – Pemerintah Kota Surabaya menempatkan pengendalian banjir sebagai salah satu prioritas utama pembangunan sepanjang 2025. Berbagai langkah strategis telah bergulir mulai dari pembangunan rumah pompa hingga pembenahan saluran drainase di ratusan titik. Langkah ini untuk menekan genangan maupun banjir yang kerap muncul.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, pengendalian banjir masuk dalam agenda prioritas yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Surabaya 2021–2026. Menurutnya, sinergi antara Pemkot dan DPRD menjadi kunci agar persoalan banjir bisa ditangani secara bertahap dan terukur.

“Pemkot punya semangat bersama dengan DPRD. Dari sekian titik genangan, kami targetkan jumlahnya terus berkurang agar masyarakat semakin merasakan kehadiran pemerintah,” ujar Eri, Rabu (31/12/2025).

Program Pembangunan Prioritas

Sepanjang 2025, Pemkot Surabaya merealisasikan sejumlah proyek pengendalian banjir. Di antaranya pembangunan lima rumah pompa baru yang masing-masing memiliki kapasitas 3,5 meter kubik per detik.

Pembangunan rumah pompa tersebut berada di Jalan Dukuh Menanggal, Jalan Karah Agung, Jalan Ketintang Madya, Jalan Margorejo Indah, dan Jalan Amir Mahmud.

Menurut Eri, keberadaan rumah pompa menjadi elemen penting dalam pengendalian banjir, terutama di wilayah dengan elevasi rendah. Mengandalkan aliran gravitasi dinilai tidak cukup cepat saat curah hujan tinggi.

“Kalau hanya mengandalkan gravitasi, surutnya lama. Maka salah satu solusi paling efektif adalah rumah pompa,” jelasnya.

Baca Juga  Pertumbuhan Ekonomi Jatim 2024 Capai 4,93 Persen

Selain itu, Pemkot Surabaya juga membangun dan merevitalisasi saluran drainase di 233 lokasi dengan total panjang mencapai 56,36 kilometer. Sejumlah kawasan yang selama ini rawan genangan, seperti Karah, Pagesangan, Sambikerep, Siwalankerto, Pakal, hingga Gayungsari, menjadi fokus pengerjaan.

Upaya tersebut mulai menunjukkan hasil. Jumlah titik genangan di Surabaya tercatat turun hingga 38 lokasi. Bahkan, kawasan Pakal yang selama puluhan tahun kerap terendam banjir kini dinilai lebih aman setelah sistem drainase dibenahi.

“Kami percepat pengerjaan agar selesai sebelum puncak musim hujan Januari–Februari 2026. Tahun depan, wilayah Sukomanunggal akan menjadi prioritas berikutnya,” imbuh Eri.

Dukungan Pembangunan dari Masyarakat

Namun demikian, Eri menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung pengendalian banjir. Ia meminta warga tidak menutup saluran air dan memastikan bangunan sesuai dengan batas lahan.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Syamsul Hariadi, menambahkan bahwa sepanjang 2025 terdapat ratusan proyek saluran air yang dikerjakan, baik pembangunan baru maupun pelebaran saluran lama. Material batu kali yang sebelumnya digunakan kini diganti dengan box culvert berkapasitas lebih besar.

“Kalau hujan turun, saluran harus berfungsi maksimal. Dengan kapasitas yang lebih besar dan terhubung ke rumah pompa, genangan bisa ditekan,” kata Syamsul.

Saat ini, Surabaya memiliki total 81 rumah pompa, dengan lima unit di antaranya dibangun pada 2025. Untuk memastikan operasional berjalan optimal, petugas rumah pompa disiagakan 24 jam, termasuk untuk membersihkan sampah yang kerap menyumbat aliran air.

Baca Juga  Polisi Panen Jagung Target 7,5 Juta Ton, Komisi III DPR RI: Jangan Lupakan Tugas Utama!

Sokongan dari Wakil Rakyat

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Fathoni menilai pengendalian banjir masih menjadi pekerjaan jangka panjang. Kondisi geografis Surabaya yang berada di wilayah cekungan, ditambah aliran air dari daerah hulu dan potensi pasang laut, menjadi tantangan tidak kecil.

Meski demikian, DPRD mengapresiasi hasil yang mulai dirasakan masyarakat. “Di beberapa titik yang dulu langganan banjir, sekarang sudah jauh berkurang. Artinya, program pengendalian banjir ini efektif meski belum sepenuhnya selesai,” ujarnya.

Pemkot dan DPRD pun berkomitmen melanjutkan pembangunan infrastruktur pengendalian banjir hingga beberapa tahun ke depan, agar Surabaya semakin siap menghadapi musim hujan dan risiko genangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *