23.6 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasMuhammadiyah Tegaskan Penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal

Muhammadiyah Tegaskan Penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti

FORUM Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Muhammadiyah telah usai dan menghasilkan sejumlah hasil, salah satunya berkaitan dengan penerapan dan penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Dalam konferensi pers yang digelar usai Konsolnas di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta pada Ahad (28/7/2024), Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti meminta warga Persyarikatan untuk memahami dan mematuhi penggunaan KHGT yang telah ditetapkan oleh PP Muhammadiyah.

“Warga Persyarikatan Muhammadiyah hendaknya memahami dan mematuhi dengan baik, serta melakukan sosialisasi secara luas tentang kalender hijriyah global tunggal yang telah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,” ujarnya.

“Sebagai manhaj yang berlandaskan Al-Quran, As-Sunnah, dan ijtihad yang berkemajuan,” sambung pria asal Kudus, Jawa Tengah itu.

Sebelumnya, PP Muhammadiyah telah memutuskan untuk menggunakan KHGT untuk menggantikan metode hisab wujudul hilal yang selam ini digunakan oleh Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan dalam hijriah, terutama dalam awal Ramadan, awal Syawal, dan Zulhijah (musim haji).

Penerapan KHGT di lingkungan Muhammadiyah tersebut, dilakukan bertepatan dengan momentum Tahun Baru Islam 1 Muharam 1446 Hijriah pada Ahad (7/7/2024) lalu.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dikutip dari media sosial instagram pribadinya @haedarnashirofficial pada Selasa (9/7/2024) lalu mengajak umat Islam, khususnya warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk berpindah ke KHGT sebagai bentuk membayar utang peradaban.

Ia mengungkapkan rasa malu karena umat muslim seluruh dunia memiliki perbedaan dalam menentukan hari, tanggal, dan tahun baru Hijriah. Terlebih umat muslim kerap menentukan tanggal untuk keperluan ibadah secara mendadak dan penuh ketidakpastian.

Sebab itu, Haedar menyebut perlunya ijtihad dan penafsiran baru atas hadis Nabi Muhammad Saw tentang penentuan bulan baru agar tidak terjebak pada status quo pemahaman keagamaan yang normatif dan jumud.

“Mari berhijrah meninggalkan ketidakpastian menuju kepastian dalam penentuan hari, bulan, dan tahun hijriah. Sebagai bukti umat Islam tinggi kualitas keilmuan dan kemajuan peradabannya,” tulisnya.

 

Reporter: Ubay NA

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer