Muhammadiyah menandaskan komitmennya berkiprah memajukan dunia pendidikan dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia emas untuk memajukan bangsa.
Hal itu termaktub dalam salah satu butir poin risalah hasil Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Muhammadiyah yang digelar di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Ahad (28/7/2024).
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti menegaskan pendidikan Indonesia harus diproyeksikan sebagai pilar utama dalam merancang bangun masa depan bangsa. Dengan demikian, Indonesia dapat menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju.
“Pendidikan Indonesia penting diproyeksikan sebagai pilar utama dan jalan strategis dalam merancang bangun masa depan bangsa yang berkarakter kuat berbasis iman, takwa dan akhlak mulia, memiliki nasionalisme berjiwa Pancasila, serta menguasai saintek yang unggul agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju,” katanya.
Selain itu, menurut Mu’ti, penting untuk menjaga kontinuitas dan integrasi seluruh jenjang pendidikan dalam suatu sistem pendidikan yang holistik dan transformatif.
“Penting dijaga kontinuitas dan integrasi seluruh jenjang pendidikan hingga pendidikan tinggi menuju satu sistem pendidikan nasional yang holistik, serta menjamin peta jalan pendidikan yang bersifat transformatif menuju pendidikan unggul,” tandasnya.
“Guna terwujudnya generasi emas sejalan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa,” sambung pria yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Untuk diketahui, Muhammadiyah sendiri dikenal sebagai ormas keagamaan yang memang sangat concern dalam ranah pendidikan, kesehatan, serta kerja-kerja sosial. Tercatat belasan ribu sekolah dan madrasah Muhammadiyah dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas, juga ratusan pesantren tersebar di hampir seluruh penjuru negeri.
Muhammadiyah juga memiliki 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), dengan berbagai program studi yang dimiliki, yang juga tersebar dari ujung barat hingga timur Indonesia.