19.6 C
Malang
Jumat, September 20, 2024
KilasOKI Nilai Serangan Israel Bentuk Pelanggaran Kedaulatan Iran

OKI Nilai Serangan Israel Bentuk Pelanggaran Kedaulatan Iran

Pertemuan negara-negara anggota OKI, Rabu (7/8/2024) (tangkapan layar)
Pertemuan negara-negara anggota OKI, Rabu (7/8/2024) (tangkapan layar)

ORGANISASI Kerjasama Islam (OKI) menuding Israel sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan petinggi Hamas, Ismail Haniyeh di Tehran, Iran pada Rabu (31/7/2024) lalu.

Dikutip dari Al-Jazeera pada Kamis (8/8/2024), dalam pertemuan luar biasa yang digelar di Jeddah, Arab Saudi pada Rabu (7/8/2024) waktu setempat, OKI menyebut serangan terhadap Haniyeh tersebut sebagai sebuah pelanggaran yang serius atas kedaulatan Iran.

OKI mengecam serangan tersebut, sebab berpotensi bakal memicu konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Selain itu, organisasi negara-negara Islam dunia tersebut juga mengutuk keras kejahatan perang dan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, Tepi Barat, hingga Al-Quds Ash-Sharif.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Gambia, Mamadou Tangara mengaku khawatir pembunuhan Haniyeh dan perang yang terus berlanjut di Gaza bakal memicu konflik regional yang berkepanjangan dan semakin meluas.

“Tindakan agresi ini hanya akan meningkatkan ketegangan yang ada, berpotensi memicu konflik yang dapat melibatkan seluruh kawasan,” ujarnya.

Arab Saudi yang berstatus sebagai tuan rumah forum tersebut juga mengutuk pembunuhan Haniyeh, yang disebutnya sebagai pelanggaran secara terang-terangan terhadap kedaulatan Iran.

Untuk diketahui, pertemuan luar biasa OKI tersebut diadakan atas dorongan atau permintaan dari Iran dan Palestina.

Melalui forum tersebut, OKI meminta Dewan Keamanan (DK) PBB mengambil langkah-langkah tegas yang diperlukan untuk menekan Israel agar menghormati hukum internasional dan menghentikan agresi yang mengancam perdamaian dan keamanan regional maupun internasional.

Dalam kesempatan yang sama, OKI juga mengutuk langkah-langkah Israel yang dianggap ilegal, termasuk veto AS terhadap resolusi pendirian negara Palestina dan penunjukan UNRWA sebagai organisasi teroris.

Mereka menyerukan lebih banyak dukungan politik dan finansial untuk anggaran UNRWA guna memungkinkan organisasi tersebut menjalankan perannya dalam memberikan layanan dasar kepada para pengungsi Palestina dan mengurangi penderitaan kemanusiaan di Jalur Gaza.

Terakhir, OKI menekankan pentingnya upaya bersama untuk memaksa Israel mematuhi resolusi-resolusi legitimasi internasional dan mendukung proses politik untuk mengakhiri pendudukan Israel serta mencapai perdamaian berdasarkan solusi dua negara.

Reporter: Ubay NA 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer