Ada Pesan Menjaga Lingkungan di Balik Tema Milad Muhammadiyah

Ada Pesan Menjaga Lingkungan di Balik Tema Milad Muhammadiyah

MAKLUMAT Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Tamhid Masyhudi menegaskan bahwa kesejahteraan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari lingkungan yang terjaga. Hal itu mendorong Muhammadiyah bergerak di berbagai sektor dengan selalu memperhatikan kelestarian lingkungan.

“Terutama dalam milad yang ke-113 ini, Muhammadiyah mengambil tema memajukan kesejahteraan bangsa. Maksudnya adalah Muhammadiyah ingin negeri ini dan penduduknya harus sejahtera,” ujarnya kepada wartawan Maklumat.id pada Kamis (27/11/2025).

Menurut Tamhid, kesejahteraan sebuah negara ditopang oleh beberapa hal. Pertama, kemajuan yang lahir dari layanan pendidikan yang mumpuni dan merata. Masyarakat berhak mendapat pendidikan yang berkualitas.

Selain itu, harus dimunculkan juga banyak akses untuk pendidikan tinggi. Bukan hanya banyak, tapi juga berdampak. Lulusan pendidikan tinggi harus mampu bersaing dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, sekaligus memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan.

“Itu kemudian memunculkan para ahli di bidangnya. Sehingga mereka mampu melakukan riset-riset menghasilkan sesuatu yang berguna, bermanfaat untuk masyarakat. Ini salah satunya,” jelasnya.

Kedua, kesehatan yang terjangkau dan merata. Tamhid menekankan pentingnya layanan kesehatan yang mampu menangani penyakit menular maupun tidak menular. Ia juga menyoroti pola konsumsi masyarakat yang memengaruhi kesehatan, serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

“Itu sama sekali tidak sehat. Apalagi anak-anak kita. Sekarang coba bayangkan anak-anak yang masih muda itu ada yang kena stroke. Ada yang kena diabetes. Kenapa? Karena memang tidak bisa mengontrol makan,” katanya.

Baca Juga  DPRD Jatim Desak Evaluasi Tambang Galian C di Magetan Usai Tragedi yang Tewaskan Seorang Pekerja

Selain itu, Tamhid mengomentari lemahnya pengendalian pemerintah terhadap pola konsumsi masyarakat. Padahal, banyak produk yang beredar mengandung pemanis buatan dan zat-zat lain yang berisiko bagi kesehatan.

“Bahan bakunya itu kebanyakan yang mengakibatkan stroke, darah tinggi, diabetes, gejala kanker. Nah ini terkadang pemerintah itu tidak bisa mengendalikan. Dibiarkan saja orang jualan apa saja,” jelasnya.

Ketiga, kemandirian ekonomi. Muhammadiyah mulai lebih lanjut mengembangkannya sejak Muqtamar ke-47 di Makassar. Pilar ketiga ini fokus pada penguatan ekonomi, salah satunya melalui dorongan bagi UMKM.

Sekarang, perkembangan UMKM, termasuk yang skala mikro, sudah mulai terlihat. Di lingkungan Muhammadiyah, penguatan ini digerakkan melalui beragam bantuan keuangan yang memanfaatkan zakat hingga infak. Langkah ini juga bertujuan membantu masyarakat lepas dari jeratan rentenir.

“Alhamdulillah upaya semacam ini sekarang ada di Ponorogo, ada di berbagai daerah. Jadi ini menjadi kuncinya,” ujarnya.

Ketiga poin itu, bagi Tamhid, dapat selalu berkesinambungan dan juga harus memiliki aspek kepedulian terhadap lingkungan. Tamhid menegaskan bahwa kesejahteraan bangsa akan sulit tercapai jika lingkungan terabaikan.

Sebab, meski pendidikan maju, tetap penting menjaga lingkungan. Kesehatan pun tidak akan terjaga tanpa lingkungan yang bersih dan lestari. Begitu pula, kemandirian ekonomi akan kehilangan maknanya jika lingkungan rusak.

“Oleh karena itu, sekali lagi milad Muhammadiyah yang ke-113 memberikan kontribusi positif untuk membantu negara bangsa ini semakin maju. Dengan tadi penyadaran secara real Muhammadiyah satu persatu mengurai kekurangan dari negeri ini,” tandasnya.

Baca Juga  Kemendagri Desak Pemda Perkuat Tata Kelola, Kejar Target SPM 100 Persen
*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *