MAKLUMAT — Muktamar X PPP di Hotel Mercure Ancol, 27–29 September 2025 diprediksi bakal panas sejak sidang awal. Adu kuat kubu Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto dipastikan pecah saat pembahasan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga atau AD/ART.
Kubu Agus yang digawangi Romahurmuziy mendorong perubahan aturan, agar figur eksternal bisa maju sebagai calon ketua umum. “PPP butuh wajah baru. Dari Aceh sampai Papua, dukungan untuk Agus menunjukkan semangat perubahan. Jadi, revisi AD/ART ini keniscayaan,” tegas Romahurmuziy, Sabtu (27/9).
Namun kubu Mardiono menolak keras. Wasekjen PPP Rapih Herdiansyah menegaskan PPP adalah partai kader. “AD/ART sejak awal menegaskan ketum harus kader yang pernah mengabdi. Kalau eksternal bisa langsung lompat, di mana penghargaan untuk kader?” tegas Rapih.
Dukungan untuk Mardiono kian solid. Ketua DPW PPP Papua Tengah Freny Anouw menyebut ada 33 DPW yang kompak menolak revisi AD/ART. “Kami sudah sepakat, calon ketua umum hanya dari internal. Jangan beri jalan pintas untuk orang luar,” katanya.
Namun Sekjen PPP Arwani Thomafi menyatakan keputusan akhir ada di tangan peserta muktamar. “Forum muktamar adalah forum tertinggi. Jika ada usulan perubahan AD/ART, ya semua akan diputuskan di sidang,” ujarnya.
Sementara itu, Peneliti senior BRIN Lili Romli menilai pertarungan ini akan alot. “Kalau tidak ada kompromi, potensi polarisasi makin kuat. Padahal isu besar PPP adalah bagaimana kembali ke Senayan di Pemilu 2029, bukan sekadar kursi ketua umum,” ungkap Lili.
Muktamar X PPP akan diikuti 1.300 peserta dari DPP, DPW, hingga DPC seluruh Indonesia. Sidang paripurna pemilihan ketua umum dijadwalkan 28 September 2025.
