MAKLUMAT — Anggota Komisi VI DPR RI, Ahmad Labib SHI MH, menekankan pentingnya refleksi akhir tahun bagi kelompok muda Muhammadiyah agar tetap menjadi penstabil Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah dinamika sosial dan politik yang kian kompleks.
Hal itu ia tegaskan ketika menjadi narasumber dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Kamis (25/12/2025), yang menjadi sarana untuk membumikan dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan di akar rumput.
Dalam kegiatan yang diikuti ratusan peserta dan turut dihadiri Ketua serta jajaran Pemuda Muhammadiyah Gresik dan Lamongan itu, Labib menilai bahwa Pemuda Muhammadiyah memiliki posisi strategis sebagai kekuatan moral dan sosial bangsa.
“Empat Pilar Kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, harus terus dibumikan kepada masyarakat. Bukan hanya dipahami, tetapi diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar politisi Partai Golkar itu.
Lebih jauh, Labib mengingatkan pentingnya menjaga kemurnian Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid. Ia menegaskan bahwa praktik dan dinamika suksesi kepemimpinan di Angkatan Muda Muhammadiyah tidak boleh menyerupai politik praktis.
“Kalau jabatan di Muhammadiyah sampai diperebutkan seperti politik praktis, itu tanda bahaya. Muhammadiyah bukan berawal dari kader politik, maka kemurniannya harus dijaga,” tandasnya.
Ia juga menilai perlu adanya pemisahan potensi kader sejak dini, mulai dari kader politik, organisatoris, mubaligh, intelektual, hingga profesional. Menurutnya, pemetaan tersebut sangat penting supaya para kader Persyarikatan dapat berkontribusi secara maksimal tanpa mencederai nilai-nilai Muhammadiyah.
Tak cuma itu, Labib juga menyinggung kepercayaan pemerintah kepada Muhammadiyah sejak era Orde Baru. Muhammadiyah, lanjutnya, dipercaya karena kualitas para kader dan integritasnya, bukan karena kepentingan politik transaksional.
“Mulai hari ini, kita harus berani memetakan dan menyiapkan diaspora kader. Jangan pernah mengharamkan politik, tapi jangan pula mencampuradukkan politik dengan suksesi organisasi,” tandas pria yang juga anggota MPR RI itu.
Lebih jauh, Labib kembali menegaskan pesan penting kepada kader muda Muhammadiyah agar tetap menjaga kedaulatan dan kemandirian organisasi. Ia mendorong kader untuk kreatif, mandiri secara ekonomi, dan berdaya, sehingga Muhammadiyah tetap menjadi kekuatan penyeimbang dalam kehidupan berbangsa.
“Biarkan jamaahnya kaya, agar bisa banyak berkontribusi untuk Muhammadiyah. Kader muda harus mandiri, agar Muhammadiyah tetap berdaulat dan mampu menstabilkan negara,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gresik, Syafiq Abdillah, menegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah adalah miniatur Muhammadiyah masa depan. Sebab itu, setiap langkah dan keputusan yang dilakukan sata ini dinilainya akan menjadi cerminan bagaimana Persyarikatan ke depan.
“Pemimpin di atas harus bertanggung jawab kepada pimpinan di bawah. Mari kita jaga Muhammadiyah agar tetap kembali ke akar rumput,” pesannya.
Syafiq juga menyampaikan bahwa PDPM Gresik saat ini membagi fokus gerakan ke dalam tiga koordinator bidang, yakni ekonomi, kehumasan, dan kaderisasi, sebagai upaya memperkuat kemandirian organisasi.
Senada, Ketua PDPM Lamongan, Husnul Abid Saputra, menyampaikan bahwa Pemuda Muhammadiyah merupakan kelompok strategis yang tidak boleh dicap pragmatis. Ia menekankan pentingnya stimulus ekonomi agar cabang-cabang dapat bergerak aktif.
“Setengah periode ini kami fokus pada kaderisasi dan ekonomi. Setiap cabang harus punya usaha. Kalau cabang tidak diberi stimulus ekonomi, maka sulit bergerak,” tandasnya.
Kegiatan sosialisasi berlangsung dialogis dan penuh refleksi, menegaskan komitmen bersama antara wakil rakyat, Pemuda Muhammadiyah, dan masyarakat, dalam menjaga nilai kebangsaan serta keutuhan NKRI di tengah tantangan zaman.