Ajak Umat Beragama Jadikan Indonesia sebagai Rumah Besar yang Damai, Menag: Pluralisme adalah Kekayaan

Ajak Umat Beragama Jadikan Indonesia sebagai Rumah Besar yang Damai, Menag: Pluralisme adalah Kekayaan

MAKLUMAT — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak seluruh umat beragama di Indonesia untuk bersama-sama membangun negeri, menjadi rumah besar yang nyaman, damai, dan rukun bagi semua.

Ajakan tersebut ia sampaikan ketika menghadiri Ikrar Bela Negara dan Zikir Kebangsaan yang diinisiasi Jamiyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabaroh Ahlussunnah Wal Jamaah (JATMA ASWAJA) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (10/8/2025).

“Mari kita jadikan Indonesia rumah besar bagi umat beragama. Pluralisme yang kita miliki adalah kekayaan yang harus dibuktikan dengan kehidupan yang damai dan rukun,” ujar Menag Nasaruddin.

Kegiatan tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-80 RI, di mana para tokoh keaegamaan nasional yang hadir juga membacakan ikrar bela negara. Momen tersebut menjadi ajang penting untuk memperkuat persatuan, kesatuan, dan cinta tanah air di tengah kemajemukan bangsa.

“Dengan hadirnya tokoh-tokoh besar di sini, kita berharap Indonesia dapat menjadi pemimpin peradaban Islam modern di masa depan. Peradaban maju lahir dari negara yang stabil dan damai penduduknya,” kata Menag Nasaruddin.

Ia menegaskan, toleransi dan persatuan dapat terwujud bila setiap pemeluk agama mendalami ajarannya dengan sungguh-sungguh. “Jika setiap orang memahami agamanya dengan baik, semakin sulit menemukan alasan untuk saling membedakan, apalagi memecah belah,” tegasnya.

Menurut Menag Nasaruddin, inti semua ajaran agama adalah kebaikan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama. Pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai tersebut akan memperkuat daya tahan bangsa terhadap perpecahan.

Baca Juga  DEEP Dorong Diaspora Kader Persyarikatan Selamatkan Demokrasi Indonesia

Tak hanya itu, ia juga mengajak seluruh pemeluk agama menjadikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai inti pengamalan ajaran. Ia menekankan, rumah ibadah bukan hanya pusat ritual, tetapi juga pusat persaudaraan, solidaritas, dan kepedulian sosial.

“Rumah-rumah ibadah mestinya juga menjadi rumah kemanusiaan. Jika umat membutuhkan pertolongan, mereka tahu masjid atau rumah ibadah akan menjadi tempat yang memberi solusi dan harapan,” pungkas Menag Nasaruddin.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *