Akreditasi dan Masa Depan Akuakultur: Langkah Internasional Prodi UMM

Akreditasi dan Masa Depan Akuakultur: Langkah Internasional Prodi UMM

MAKLUMAT – Dalam lanskap pendidikan tinggi yang makin terhubung secara global, rekognisi internasional sudah menjadi kebutuhan selain prestise. Hal ini pula yang mendorong Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), melangkah lebih jauh.

Yakni meraih akreditasi internasional dari ASIIN (Accreditation Agency for Study Programmes in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics).

Akreditasi tersebut berlaku hingga 2029 dan menjadi tonggak penting bagi prodi yang sebelumnya hanya mengantongi pengakuan serupa untuk masa satu tahun. Kini, setelah melalui proses evaluasi panjang dan menyeluruh, UMM mendapat pengakuan penuh.

Dari Kelas Udang ke Standar Global

“Proses akreditasi ASIIN ini tidak sederhana,” ujar Dr. Hany Handajani, S.Pi., M.Si., Ketua Program Studi Akuakultur UMM. Ia menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan secara menyeluruh. Tentunya sudah mencakup kurikulum, sarana, kualitas dosen, hingga keterlibatan mahasiswa di dalam dan luar kelas.

Hany menyebut akreditasi ini bukan bentuk validasi mutu akademik. Namun juga komitmen prodi dalam menjaga relevansi terhadap industri akuakultur yang berkembang cepat di skala global.

“Keputusan ini menunjukkan bahwa Prodi Akuakultur UMM memenuhi standar internasional. Ini kerja kolektif—dosen, mahasiswa, dan seluruh ekosistem kampus,” katanya.

Dalam konteks globalisasi sektor pangan dan kelautan, kebutuhan akan tenaga kerja terlatih di bidang akuakultur terus meningkat. Program unggulan seperti kelas udang, milik Prodi Akuakultur UMM, menjadi salah satu contoh konkret bagaimana kampus ini menghubungkan dunia akademik dengan kebutuhan industri.

Baca Juga  Ilmu Pemerintahan UMM Luncurkan CoE III: Perkuat Branding Politik dan Kemandirian Desa

Bukan Hanya Sertifikat

Lebih dari sekadar lembar pengakuan, akreditasi internasional membuka banyak pintu. Salah satunya: akses terhadap jejaring kerja sama dengan institusi pendidikan dan industri akuakultur di luar negeri.

Menurut Hany, ini penting untuk memperkuat posisi Prodi Akuakultur UMM dalam lanskap pendidikan tinggi, sekaligus mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing secara global.

“Akreditasi ini adalah investasi untuk masa depan mahasiswa. Kami ingin lulusan kami tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga relevan dalam konteks pasar kerja internasional,” tegasnya.

Pendidikan Tinggi dan Tuntutan Baru

Dalam beberapa tahun terakhir, sistem pendidikan tinggi Indonesia terus mendorong program studi untuk tidak hanya unggul secara nasional, tetapi juga memiliki daya saing global.

Dalam konteks itu, pencapaian Prodi Akuakultur UMM mencerminkan tren yang lebih besar: bahwa kualitas pendidikan harus dibuktikan lewat standar yang diakui secara internasional.

“Akreditasi internasional semacam ASIIN telah membahas bagaimana mahasiswa mendapat bimbingan, bagaimana mereka belajar. Juga bagaimana mereka bersiap menghadapi hidup di dunia profesional yang terus berubah,” ujar Hany.

Dari Malang untuk Akuakultur Dunia

Dengan pengakuan dari ASIIN, UMM telah memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang adaptif. Sekaligus sebagai bagian dari sistem global yang mendorong keberlanjutan, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia di bidang akuakultur.

Bagi Prodi Akuakultur sendiri, ini bukan akhir dari proses, melainkan permulaan dari langkah lebih panjang. “Kami ingin jadi bagian dari solusi untuk kebutuhan pangan masa depan—bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk dunia,” Hany menegaskan.

Baca Juga  Kabar Gembira! Pemprov Jatim Siapkan 72.841 Beasiswa bagi Siswa di Sekolah Swasta

Dan itu, tak cukup hanya dengan kurikulum bagus. Saat ini butuh sistem yang solid, jejaring luas, serta keberanian untuk terus mengukur diri pada standar yang lebih tinggi. Akreditasi hanyalah satu bab dari perjalanan panjang itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *