MAKLUMAT — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menegaskan perannya sebagai ruang penggemblengan mahasiswa. Pada 19 Agustus 2025 kemarin, kampus ini resmi melantik jajaran fungsionaris Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) periode 2025–2026.
Agenda yang berlangsung khidmat itu bukan sekadar seremoni, melainkan peneguhan komitmen mahasiswa untuk mengabdi, berinovasi, dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat maupun bangsa.
Hadir dalam kesempatan itu, Penasihat Presiden Bidang Hubungan dan Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Prof. Muhadjir Effendy. Ia hadir untuk memberikan pesan yang cukup mengena: menjadi aktivis berarti menjalani seleksi alam.
“Seorang aktivis adalah sosok yang cerdas. Organisasi adalah ruang yang mengasah fisik, mental, dan intelektual,” ujarnya. Muhadjir menekankan pentingnya lingkungan organisasi yang sehat, tanpa diskriminasi, penuh persaingan positif, dan berlandaskan semangat membangun bangsa.
Mahasiswa sebagai Provider Solution
Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik, turut memberi arahan. Ia mengapresiasi kiprah BEM dan Senat periode sebelumnya, sembari menitipkan harapan besar bagi kepengurusan baru. Menurutnya, kampus telah menyediakan ruang luas untuk mahasiswa berproses, mengasah kepemimpinan, sekaligus memperdalam ilmu pengetahuan.
“Mahasiswa harus memanfaatkan masa kuliah bukan hanya untuk belajar, tetapi juga mengasah kepemimpinan. Jadilah provider solution, pribadi yang mampu memberi solusi dan pencerahan bagi masyarakat,” katanya.
Pernyataan itu berangkat dari kebutuhan zaman yang menuntut generasi muda berpikir kritis, adaptif, dan solutif. Bagi UMM, pelantikan BEM UMM periode baru bukan hanya peralihan kepemimpinan, melainkan investasi masa depan.
Refleksi Kemerdekaan dan Tantangan Global
Pelantikan kali ini bertepatan dengan momentum pasca peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Semangat perjuangan pahlawan, kata para pembicara, perlu dilanjutkan mahasiswa agar bangsa mampu bersaing di level global.
BEM UMM 2025–2026 diposisikan sebagai motor penggerak kreativitas dan produktivitas mahasiswa. UMM sendiri berkomitmen mendukung aktivitas positif yang mengarah pada terciptanya ekosistem pendidikan tinggi yang unggul, Islami, sekaligus berdaya saing.
Gerakan Reflektif dan Kolektif
Presiden BEM UMM 2025–2026, Wahyuddin Fahrurrijal, menegaskan posisi BEM sebagai ruang kolektif yang digerakkan semangat mahasiswa. BEM bukan sekadar wadah organisasi, melainkan arena bertumbuh, berkreasi, dan mengasah kepemimpinan.
“Mahasiswa bukan sekadar bagian dari sivitas akademika. Kami adalah mitra strategis sekaligus kritis dalam membangun atmosfer kampus berkemajuan,” tegasnya.
Dalam orasinya, Wahyuddin menekankan komitmen BEM UMM untuk menghadirkan gerakan reflektif dan kolektif dengan landasan Tridarma Perguruan Tinggi serta spirit tajdid Muhammadiyah. Fokusnya meliputi penguatan internal organisasi, pengembangan program, pelayanan mahasiswa, hingga pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
Bagi Wahyuddin, BEM UMM adalah simpul kebersamaan di tengah perbedaan. Ia menutup orasinya dengan janji untuk menggerakkan organisasi secara transformatif dan futuristik.