25.7 C
Malang
Rabu, April 16, 2025
KilasAktivis Taman Siswa Nilai Positif Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Aktivis Taman Siswa Nilai Positif Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Aktivis dan praktisi pendidikan Taman Siswa Darmaningtyas. Foto:Blogspot

MAKLUMAT – Rencana Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul
Mu’ti menghidupkan kembali sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA mendapat tanggapan positif dari aktivis dan praktisi pendidikan Taman Siswa. Hal tersebut dinilai sebagai kebijakan paling realistis di tengah keterbatasan jumlah guru ASN.

“Itu kebijakan realistis. Adanya regulasi guru harus mengajar minimal 24 jam seminggu guna memperoleh tunjang profesi guru, keterbatasan prasarana dan sarana, serta
pertimbangan linieritas dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan bekal
landasan yang cukup,” kata aktivis dan praktisi pendidikan Taman Siswa, Darmaningtyas, dalam keterangannya, Senin (14/4/2025).

Menurut dia, sistem penjurusan di SMA dinilai memiliki lebih banyak sisi positif dibandingkan dengan tanpa penjurusan. Pertama, penjurusan sangat membantu membekali murid yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa lebih fokus dalam pembelajaran

“Mereka yang berkeinginan melanjutkan ke jurusan teknik misalnya, akan memperkuat mata pelajaran fisika dan matematika. Begitu pula seterusnya untuk jurusan yang lain,” tandasnya.

Yang kedua, siswa sejak awal bisa memilih program studi sesuai dengan kemampuan
dan bakat, sehingga belajarnya juga lebih fokus sesuai minatnya. Mereka yang akan
melanjutkan kuliah di bidang sain dan teknologi tentu akan memilih jurusan IPA.

Sedangkan mereka yang akan melanjutkan ke sastra, sejak awal akan memilih
jurusan Bahasa. Pilihan-pilihan ini juga akan sangat membantu memilih fakultas
yang akan dimasuki saat mendaftar di perguruan tinggi.

“Ketiga, mempermudah tata kelola. Pihak sekolah jauh lebih mudah mengatur jadwal
pembelajaran karena kebutuhan guru untuk masing-masing mata pelajaran dalam
satu kelas sudah diketahui secara pasti, sehingga ketika jumlah gurunya tidak
mencukupi, kekurangannya dapat diprediksi secara pasti,” tandas Darmaningtyas.

Atas beberapa pertimbangan di atas, Pemerintah juga lebih mudah memprediksikan kebutuhan guru SMA untuk masing-masing mata pelajaran. Keempat, penyediaan kebutuhan infrastruktur fisiknya juga dapat direncanakan lebih baik. Berapa kebutuhan ruang untuk masing masing jurusan, berapa kebutuhan ruang laboratorium untuk IPA, IPS, dan Bahasa, dapat dipastikan dari awal.

Darmaningtyas pun menilai kembali ke penjurusan di SMA seperti masa lalu
bukanlah suatu dosa, lagi pula masih dalam taraf uji coba. “Kembali ke penjurusan tidak dosa, karena kebetulan peminatan ini juga baru dalam taraf uji coba, dan ternyata hasil ujicobanya tidak rekomended untuk dilanjutkan karena adanya berbagai kendala di lapangan”, tegasnya.***

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer