MAKLUMAT – Wakil Wali Kota Malang terpilih, Ali Muthohirin, kembali ke akar perjuangannya dengan menjadi pembicara utama dalam acara Baitul Arqom Karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Kegiatan yang digelar Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK SDI) PCM Babat pada Minggu (8/12/2024) ini mengambil tema “Peran Kader AUM dalam Mengembangkan Cabang dan Ranting Muhammadiyah”. Ali, yang akrab disapa Sam Ali, tampil penuh semangat sekaligus bernostalgia dengan masa sekolahnya di SMP Muhammadiyah 1 Babat.
“Saya bangga jadi bagian dari keluarga besar Muhammadiyah Babat. Nilai-nilai yang saya pelajari di sini menjadi fondasi penting dalam perjalanan hidup saya hingga bisa berada di posisi ini,” ungkap Ali dengan penuh semangat. Ia pun berbagi cerita tentang masa remajanya di Babat yang menurutnya membentuk karakter dan semangat juangnya.
Menguatkan Cabang dan Ranting
Dalam presentasinya, Ali menegaskan pentingnya memperkuat Cabang dan Ranting Muhammadiyah sebagai basis utama gerakan Islam berkemajuan. “Kalau Cabang dan Ranting lemah, otomatis kekuatan Muhammadiyah secara keseluruhan juga akan melemah,” tegasnya. Ali menjelaskan bahwa ekosistem Muhammadiyah mencakup banyak elemen penting, mulai dari keluarga, masjid, sekolah, hingga Amal Usaha Muhammadiyah seperti sekolah, rumah sakit, dan perguruan tinggi.
Menurut data Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR), cabang-cabang yang unggul lahir dari pengelolaan sinergis seluruh elemen tersebut oleh para pengurus. “Kader AUM harus bisa memaksimalkan peran mereka. Tugas kalian bukan hanya melayani masyarakat lewat AUM, tapi juga memperkuat pondasi Cabang dan Ranting sebagai pusat gerakan Muhammadiyah,” katanya.
Strategi Kaderisasi yang Relevan
Ali juga membagikan sejumlah strategi konkret untuk memperkuat kaderisasi di AUM, seperti; pastikan pimpinan AUM adalah kader Muhammadiyah, libatkan seluruh karyawan dalam kegiatan ideologi Muhammadiyah, lakukan monitoring, evaluasi, serta berikan penghargaan dan sanksi yang sesuai, dan kembangkan pelatihan dan pengajian melalui program formal maupun informal.
Selain itu, Ali menekankan enam pilar utama untuk membangun Cabang dan Ranting Muhammadiyah yang unggul: pembinaan jamaah, kaderisasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), kepemimpinan dan manajemen, penguatan ekonomi dan sosial, pengelolaan AUM unggulan, serta optimalisasi media dakwah.
Menutup sesinya, Ali menyoroti tantangan dalam kepemimpinan Muhammadiyah. Ia menyarankan agar pimpinan Muhammadiyah berasal dari luar pegawai AUM untuk memastikan independensi dan efektivitas pengambilan keputusan. “Pegawai AUM seringkali memiliki keterbatasan, baik dari segi kesejahteraan maupun fleksibilitas untuk memimpin dengan tegas,” katanya.
Diskusi interaktif yang mengakhiri sesi ini berlangsung hangat. Antusiasme peserta tampak jelas saat mereka berusaha memahami dan menerapkan strategi penguatan Cabang dan Ranting Muhammadiyah.
Acara ini diharapkan menjadi titik balik untuk meningkatkan profesionalisme, integritas, dan kontribusi karyawan AUM dalam mendukung Muhammadiyah sebagai gerakan yang tangguh dan berdaya saing.
Penulis/Kontributor: A. F. Roziqi