MAKLUMAT — Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto, menyorot soal Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang dinilainya sampai saat ini belum memiliki perencanaan dan model bisnis yang jelas.
Ia mengkritik keras ketidakjelasan arah program tersebut, serta tidak adanya ukuran efektivitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Darmadi menyebut Menteri Koperasi hanya menampilkan kegemerlapan program tanpa menjelaskan esensinya kepada masyarakat.
“Untuk pengukuran efektivitas Program Koperasi Merah Putih hingga kini belum memiliki pengukuran yang jelas. Menteri Koperasi hanya gegap gempitanya dengan program itu, masyarakat juga tidak mengerti dengan program itu sebenarnya arahnya mau ke mana,” ujar Darmadi, dikutip dari unggahan di akun X PDI Perjuangan, Senin (30/6/2025).
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto menegaskan Program Koperasi Merah Putih hingga saat ini belum memiliki perencanaan dan bisnis model yang jelas, sehingga arah dan efektivitasnya juga menjadi tidak jelas. Disampaikan saat Rapat Komisi VI DPR RI dengan Menteri… pic.twitter.com/QgxnM81WIo
— PDI Perjuangan (@PDI_Perjuangan) June 30, 2025
Dalam video yang diunggah tersebut, terlihat menanyai langsung Menteri Koperasi (Menkop) RI, Budi Arie Setiadi. Ia mengingatkan bahwa koperasi seharusnya menjadi alat pemberdayaan, bukan proyek percobaan yang berujung pemborosan.
Ia menyoroti banyaknya koperasi yang tidak mematuhi aturan dengan menjual kepada pihak non-anggota. Praktik semacam itu menurutnya tidak dibenarkan dan sering terjadi di lapangan.
“Kalau koperasi itu, anggota itu, dia jual kepada non-anggota, itu enggak boleh. Itu melanggar. Dan terjadi banyak kan yang bukan anggota,” ujarnya.
Darmadi juga menyampaikan keresahan masyarakat di daerah. Menurutnya, masyarakat hanya bingung ketika dikumpulkan, dan yang mereka tanyakan hanyalah satu hal: di mana uangnya. “Yang dia tanya ini uangnya mana? Itu aja, Pak,” katanya kepada Menteri.
Ia mengkritik keras penyampaian program yang menurutnya lebih mirip menaikkan jumlah pengikut media sosial ketimbang mengukur efektivitas nyata. Darmadi menyebut Menteri tidak memiliki bisnis model yang jelas.
“Tadi Bapak menjelaskan, tapi bisnis modelnya enggak ada. Key resources-nya mana? Customer segment-nya mana? Streamline income-nya mana? Semua enggak ada penjabarannya, Pak,” tandas Darmadi.