MAKLUMAT – Anggota Komisi VI DPR RI, Iskandar Tohir menekankan pentingnya menjaga ketersediaan pupuk subsidi di masyarakat serta kemudahan dalam mendapatkannya.
Terkait ketersediaan, Iskandar mengingatkan bahwa adanya pergeseran musim tanam yang sayangnya ini seringkali tidak dibarengi dengan adaptasi waktu produksi pupuk.
Hal tersebut dia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) beserta sub-holding di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Iskandar menyorot soal permasalahan distribusi pupuk subsidi yang juga menjadi pembicaraan hangat di ruang rapat.
“Musim kita berubah-ubah, musim tanam pun berubah-ubah kebutuhan pupuk pun berubah-ubah maka terjadi selisih dari yang dibutuhkan masyarakat, petani dan pupuk di tengah masyarakat. Ini kadang kala tidak klop,” ujarnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga menyorot soal akses, di mana menurutnya rantai distribusi masih terlalu panjang sampai pupuk bisa diterima oleh agen.
Kendati demikian, Iskandar juga mengapresiasi upaya PT PI yang telah berupaya memberikan kemudahan bagi para petani.
Iskandar menjelaskan, para petani bisa mendapatkan pupuk subsidi dengan hanya membawa KTP yang telah terdaftar di aplikasi iPubers.
Namun, menurutnya, penggunaan aplikasi itu masih belum optimal, yang disebabkan karena beberapa hal.
Iskandar menyebut banyak faktor yang memengaruhi hal itu, antara lain penggunaan internet yang belum merata, jaringan yang belum stabil, hingga masih banyak petani yang belum melek teknologi.
“Masih banyak daerah kita yang masih belum terjangkau internet dan masih banyak petani kita yang tidak mengerti yang namanya itu HP Android. Bagaimana mereka untuk mengakses untuk masuk di iPubers untuk mendapatkan akses untuk mendapatkan pupuk tersebut?” terangnya.
Lebih lanjut, Iskandar menyorot soal kepastian dan ketersediaan pupuk subsidi. Ia juga meminta adanya kuota pupuk subsidi yang mencukupi sehingga petani bisa mendapatkan pupuk dengan harga yang terjangkau.
“Masalah ketiga pupuk harus terjangkau oleh masyarakat. Jangan sampai nanti yang beredar adalah pupuk komersil dan bukan pupuk subsidi,” tandasnya.
Di sisi lain, Dirut PT PI Rahmad Pribadi dalam RDP tersebut mengatakan bahwa realisasi penyaluran pupuk bersubsidi oleh pihaknya telah mencapai 6,7 juta ton pada 30 November 2024.
Kemudian, total kontrak penyaluran pupuk dengan pemerintah sebesar 7,54 juta ton.
Melansir dari berbagai sumber, kuota pupuk subsidi pada tahun 2024 mencapai 9,55 juta. Jumlah tersebut meningkat dari yang sebelumnya direncanakan hanya 4,7 juta ton.