CAWAPRES alternatif. Begitulah dalam kurun satu bulan terakhir nama Prof. Dr. Muhadjir Effendy M.A.P ramai diperbincangkan. Dia dinilai sebagai salah seorang tokoh yang memiliki kapabilitas untuk berkontestasi pada Pemilu 2024 mendatang.
Selain sosoknya yang santun dan sederhana, Muhadjir memiliki kemampuan intelektual mumpuni di bidang pendidikan, keagamaan, sosial dan ilmu militer. Itu bisa menjadi beberapa tolok ukur kelayakan sebagai kandidat cawapres.
Muhadjir melejit ke pentas nasional atas prestasi sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia memimpin sejak 2000 hingga 2016. Pada masa kepemimpinannya, kejayaan UMM sebagai salah satu kampus besar mulai terdengar di mana-mana.
Berbagai prestasi diraih berkat kepiawaian dalam memimpin. Juga beragam inovasi yang dilakukan untuk menguatkan identitas UMM sebagai kampus Muhammadiyah yang mampu melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang cerdas dan kompeten dalam memimpin negeri ini. Kesuksesan yang diraih UMM sebagai salah satu kampus swasta terbaik di negeri ini tidak bisa dilepaskan dari sentuhan Muhadjir sebagai rektor.
Pasca menjadi rektor, Muhadjir melanjutkan kiprahnya di PP Muhammadiyah periode 2016-2020 sekaligus menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan menggantikan Anies Baswedan pada 2016. Sewaktu menjadi menteri, Muhadjir memiliki sejumlah kebijakan yang sangat brilian, yaitu full day school dan zonasi yang sampai saat ini masih berjalan. Dua kebijakan yang dibuat oleh Muhadjir ini memang dikritik oleh sejumlah pihak, namun pada akhirnya diterima karena memiliki dampak yang sangat positif bagi siswa dan orang tua.
Sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan, Muhadjir juga berhasil melanjutkan pekerjaan pendahulunya dalam membenahi pengelolaan dana BOS sehingga merata ke seluruh sekolah-sekolah yang membutuhkan. Sehingga peluang-peluang dana BOS untuk dikorupsi tertutup rapat dan berdampak positif bagi kesejahteraan sekolah dan tenaga pendidik.
Selain itu, perhatian Muhadjir juga tidak lepas dari nilai-nilai kebudayaan untuk menjaga identitas bangsa Indonesia agar tidak terpengaruh dengan gempuran budaya luar yang nir moral. Salah satunya dengan memperkuat materi-materi yang memiliki unsur nilai budaya yang disampaikan di ruang-ruang sekolah sebagai bahan ajar yang diberikan kepada siswa. Semua ini dilakukan tidak lepas dari kepedulian Muhadjir terhadap pendidikan agar terus menjadi wadah untuk mencetak anak-anak bangsa yang berkualitas dan memiliki moralitas yang unggul agar tidak menjadi bangsa yang mundur secara peradaban sosial.
Muhadjir sebagai salah satu tokoh Muhammadiyah yang berkiprah di pemerintahan Jokowi selama dua periode tentu sudah sangat berpengalaman dalam menyelesaikan urusan-urusan yang selalu dihadapi oleh masyarakat, khususnya masalah pendidikan dan kesejahteraan sosial. Di samping sebagai kader Muhammadiyah yang memang diakui kualitasnya dalam urusan pendidikan, Muhadjir juga adalah sosok yang sangat memperhatikan masalah-masalah sosial yang terjadi selama ini.
Bahkan, untuk mengentaskan masalah sosial, sejak menjadi rektor UMM Muhadjir sudah memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan sosial dengan cara memberikan ruang bagi warga sekitar UMM untuk bekerja sebagai karyawan. Dikutip dari buku biografinya, Muhadjir mengatakan bahwa kampus sebesar UMM harus berdampak besar juga terhadap kesejahteraan sosial masyarakat sekitarnya agar UMM, karena spirit dakwah UMM salah satunya adalah menghentaskan kemiskinan yang menjadi salah satu sumber utama kemerosotan umat Islam di Indonesia.
Cemerlang, namun Jarang Terekspos
Jika bicara prestasi, kemampuan memimpin, jiwa seniman, pemikiran, dan jiwa yang religius, maka Muhadjir merupakan salah seorang dari sekian banyak yang memiliki itu semua. Kecerdasan berpikir, kemampuan bertindak, dan memiliki pemahaman agama yang moderat menjadi daya tarik sendiri bagi Muhadjir jika dicalonkan sebagai cawapres mendampingi salah satu calon yang sudah mendeklarasikan diri sebagai capres. Dengan kemampuan yang dimiliki, Muhadjir bisa menutup kepingan puzzle dari semua calon yang sudah ada, apalagi yang memiliki latar belakang nasionalis seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Muhadjir Effendy merupakan sosok yang memiliki ide cemerlang dalam membangun infrastruktur pembangunan manusia. Prinsip kesetaraan yang dipegang sejak masih menjadi pengajar hingga menjadi rektor UMM tergambar ketika dirinya diberikan tanggung jawab sebagai menteri. Selain kemampuan intelektual yang sangat mumpuni, Muhadjir juga adalah sosok yang memiliki kemampuan sosial yang tinggi. Kemampuan sosial yang dimilikinya bukanlah karena dirinya menjabat sebagai eksekutif pemerintah, namun sejak aktif sebagai aktivis Muhammadiyah yang kemudian dibawa ketika menjadi menteri.
Muhadjir juga diakui sebagai sosok religius, memiliki karakter kuat, dan amanah ketika diberikan tugas. Bahkan, dibuktikan diberikannya kepercayaan yang tinggi oleh presiden Jokowi dalam menangani masalah-masalah sosial seperti kemiskinan ekstrem dan stunting tatkala menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Namun, setiap apa yang dilakulan oleh Muhadjir memang tidak banyak diekspos oleh media, karena kepribadiannya yang dari dulu tidak mau mencari perhatian. Dalam buku biografinya, banyak yang mengatakan bahwa beliau adalah sosok yang tidak dekat dengan panggung dan lebih memilih merendah. Intinya, tugas yang diberikan selama bisa dijalankan dengan baik dia sudah bersyukur.
Apalagi media yang saat ini memang kurang tertarik meliput pekerjaan-pekerjaan sosial yang dilakukan Muhadjir ketika sudah menjadi Menko PMK, sehingga kiprahnya di media jarang tersorot dan bagi sebagaian orang mungkin ada yang menganggapnya sebagai nirprestasi karena di media jarang menjadi topik pemberitaan. Tapi pekerjaan-pekerjaan Muhadjir sebagai Menko PMK dalam menghentaskan masalah sosial cukup fundamental, karena berdampak positif pada kesejahteraan rakyat. Sehingga layak diberikan apresiasi yang tinggi oleh publik, dan dijadikan salah satu tolak ukur untuk diberikan tempat sebagai calon wakil presiden.
Kredibilitas Muhadjir Effendy sebagai seorang orang yang pernah menjabat sebagai Mendikbud dan Menko PMK tidak perlu diragukan. Bahkan, salah satu sosok yang bersih terhadap kasus dan skandal adalah Muhadjir Effendy. Dari kinerjanya, dia memberikan semua pemikiran dan tenaganya untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini.
Keteladanan yang ditunjukkan sebagai seorang intelektual yang berkiprah diranah kebangsaan sudah cukup menjadi dasar bahwa perannya dibutuhkan oleh bangsa ini. Baik sebagai pendidik generasi muda yang akan memimpin maupun seorang partner yang kompeten dalam membawa pemerintahan yang bersih, berpihak dan berorientasi pada kesejahteraan sosial bangsa Indonesia.
Nah, dengan kompetensi yang dimiliki Muhadjir, pertanyaannya apakah tepat dia menjadi cawapres alternatif? Secara kualitas tentu saja, tapi pada akhirnya proses politik yang menentukan sejauh mana langkah Muhadjir. Kira-kira begitu. (*)
Nur Alim Mubin AM, Penulis adalah Ketua Dewan Penasihat Cangkir Opini