Apresiasi Penangkapan Dewi Astutik, PKB Minta BNN Tak Kompromi Aparat yang Terlibat

Apresiasi Penangkapan Dewi Astutik, PKB Minta BNN Tak Kompromi Aparat yang Terlibat

JAKARTA — Penangkapan Dewi Asutik, perempuan yang diduga menjadi otak penyelundupan 2 ton sabu-sabu dari luar negeri beberapa waktu lalu mendapat apresiasi positif anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKB, Abdullah. Dia menilai hal ini menunjukkan kemampuan operasi internasional BNN.

“Ini prestasi yang patut diapresiasi. BNN telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memutus mata rantai peredaran narkoba,” ujarnya di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Meski begitu, Abdullah menilai momentum ini harus dibarengi evaluasi serius di dalam negeri. Ia menyebut pemberantasan narkoba tidak akan efektif jika hanya mengejar bandar tanpa menutup ruang bagi dugaan keterlibatan oknum aparat yang dapat melemahkan kerja penegakan hukum.

“Pemberantasan narkoba tidak bisa setengah-setengah. Harus lebih agresif, terstruktur, dan melibatkan sinergi seluruh lembaga penegak hukum,” katanya.

Abdullah mengingatkan bahwa ancaman terbesar justru muncul ketika aparat yang seharusnya menindak malah menjadi bagian dari jaringan. Karena itu, ia menegaskan perlunya penindakan tanpa pengecualian jika ditemukan bukti keterlibatan.

“Jika ada aparat yang terlibat, tidak ada kompromi. Harus diproses dan diberi sanksi maksimal. Negara tidak boleh kalah oleh oknum-oknum seperti itu,” tutur legislator asal Jawa Tengah VI tersebut.

Dewi Astutik di Sihanoukville, Kamboja, Selasa (2/12/2025). Kepala BNN RI Komjen Pol Suyudi Ario Seto menjelaskan bahwa penangkapan berlangsung melalui koordinasi dengan kepolisian Kamboja dan mendapat dukungan Atase Pertahanan RI. Pemetaan pergerakan lintas negara serta pemantauan aktivitas jaringan dilakukan bersama BAIS TNI sehingga tim dapat mencegat Dewi saat ia dalam perjalanan menuju lobi sebuah hotel di kawasan tersebut. Proses penindakan berlangsung singkat, tanpa perlawanan.

Baca Juga  DPR Wajibkan Pemeriksaan Tersangka Direkam CCTV untuk Jaga Fairness Proses Hukum

Dewi selama ini diduga menjadi salah satu pengendali operasi yang berkaitan dengan Golden Triangle dan Golden Crescent. Dalam beberapa kasus besar pada 2024 dan 2025, jejaring ini diketahui menjalankan pengiriman kokain, sabu, dan ketamin dengan pola distribusi terorganisir.

Abdullah berharap penangkapan Dewi Astutik menjadi pijakan untuk memperkuat kerja sama internasional sekaligus mendorong pembenahan internal aparat penegak hukum. Abdullah mengatakan, peningkatan kualitas intelijen, pengawasan, dan penindakan di dalam negeri menjadi bagian penting agar jaringan narkotika tidak memiliki celah untuk bergerak.

“Ini momentum penting. Kita harus memperkuat kapasitas aparat, memperluas jaringan kerja sama global, dan memastikan tidak ada ruang bagi sindikat narkoba untuk beroperasi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *