MAKLUMAT – Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Mirdasy mengapresiasi pernyataan Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar yang menegaskan komitmen bersih-bersih dari praktik koruptif di lingkungan Kemenag.
Mirdasy berharap komitmen tersebut bukan sekadar pemanis alias hanya ucapan yang sengaja ia lontarkan ke publik.
“Kami sangat mengapresiasi apa yang disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin, tentang keinginannya untuk membersihkan kemenag dari anasir-anasir korupsi,” ujarnya kepada Maklumat.ID, Rabu (13/11/2024) malam.
Menurut Mirdasy, lingkungan Kemenag sudah cukup lama banyak mendapatkan sorotan maupun selentingan-selentingan soal dugaan praktik-praktik tindakan koruptif.
“Kita tau bahwasannya sudah cukup lama cerita korupsi di lingkungan kemenag yang memang harus segera dibersihkan,” sebutnya.
Buktikan dalam Tindakan Nyata
Pria yang juga Ketua PW Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Jatim itu meminta Menag Nasaruddin untuk sungguh-sungguh membuktikan ucapannya dengan aksi dan tindakan nyata.
“Kami berharap ini bukan hanya sekadar statement di mulut, karena ini harus dibuktikan dalam sebuah pembuktian sikap yang nyata oleh Menteri agama di lingkungan Kemenag yang ada,” pintanya.
Mirdasy mencontohkan pada beberapa kasus carut-marutnya lingkungan Kemenag yang menjadi polemik beberapa tahun terakhir.
Misalnya, kata dia, terkait penyelenggaraan haji yang menurut Mirdasy banyak intrik.
“Begitu juga dengan rekrutmen di tenaga Kemenag, PNS di kemenag. Dan juga ada banyak hal di kemenag yang terlalu seolah pilih kasih terhadap beberapa penyelesaian kasus-kasus yang ada,” sebutnya.
Sebab itu, menurut Mirdasy, membutuhkan energi dan power yang sangat kuat untuk bisa mengatasi segala persoalan tersebut.
“Sangatlah membutuhkan energi yang cukup kuat oleh Menag Nasaruddin untuk membuktikan apa yang menjadi ucapannya,” tandasnya.
Sarana Praktik Koruptif
Lebih lanjut, Mirdasy juga menyorot Kemenag, baik di pusat maupun di daerah yang menurutnya banyak dikuasai oleh kelompok tertentu.
Mirdasy mengingatkan, hal tersebut bisa saja menjadi sarana berkembangnya praktik koruptif di lingkungan Kemenag.
“Kemenag, khususnya di seputaran, baik itu di pusat, maupun di daerah, betapa sebenarnya Kemenag itu dikuasai oleh sekelompok tertentu,” sorotnya.
“Ini juga bisa menjadi sumber untuk korupsi. Apakah cukup mampu Menag untuk menyelesaikan hal-hal ini. Ini memang perlu untuk dibuktikan lebih jauh,” imbuh Mirdasy.
Karena itu, Mirdasy kembali menegaskan apresiasinya atas sikap dan statement tegas Menag Nasaruddin.
“Kita tunggu action dari Pak Menag dalam memberantas atau bersih-bersih korupsi di lingkungan Kemenag,” ajaknya.
Mirdasy mengaku menantikan aksi nyata Menag Nasaruddin. Dia berharap bakal segera ada gebrakan dalam waktu dekat, tanpa menunggu 100 hari kerja.
“Mudah-mudahan tidak sampai harus menunggu 100 hari, tapi mungkin di akhir tahun ini Kemenag sudah bisa membuktikan diri, sebagaimana di kementerian yang lain, yang sudah mulai menunjukkan action bersih-bersih dari segala bentuk korupsi, nepotisme, dan berbagai bentuk hal-hal yang berkaitan dan merugikan negara,” pungkas mantan Ketua DPW Partai Perindo Jatim itu.
Baca Juga: Pesan Tegas Menag Nasaruddin, Bersih-bersih Lingkungan Kemenag
Pesan Tegas Menag Nasarudin
Sebelumnya, Menag RI Nasaruddin Umar memberikan pesan khusus dan tegas kepada jajarannya terkait upaya membersihkan Kemenag dari praktik koruptif.
Pesan itu dia sampaikan ketika memberikan sambutan pada Kick Off Meeting Strategi dan Arah Kebijakan Kementerian Agama 2025-2029 di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kemenag RI, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
“Kemarin rapat terakhir, Pak Presiden betul-betul berpesan, kalau ada orang-orang yang tidak benar di kantornya, saya beri mandat kepada kementerian,” ujar Menag.
“Menteri sepenuhnya harus melakukan pembersihan kepada kementeriannya. Jangan takut, saya di sampingnya,” sambungnya.
Bersih-bersih Kemenag dari Praktik Koruptif
Menag minta jajarannya untuk menghentikan segala bentuk tindakan koruptif dalam pelaksanaan anggaran.
Sebagai teladan, Menag juga meminta jajarannya untuk tidak memberikan apa yang bukan menjadi haknya sebagai Menag RI.
“Jangan memberikan kepada menteri apa yang bukan menjadi haknya,” pesannya.
Menag menegaskan bahwa membersihkan Kementerian Agama dari praktik koruptif menjadi komitmennya.
Dia mengaku siap untuk mempertaruhkan segalanya. Tidak ada beban baginya untuk melakukan pembersihan.
“Kalau ada konsekuensi yang nanti muncul karena saya melakukan pembersihan, saya siap apapun risikonya,” tandas Menag.