MAKLUMAT – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) terus menunjukkan kinerja positif sepanjang semester pertama 2025. Di tengah persaingan dan dinamika sektor logistik yang makin kompleks, TTL—melalui Terminal Petikemas (TPK) Teluk Lamong—berhasil mencatatkan peningkatan arus peti kemas yang signifikan.
Hingga akhir Juni 2025, arus peti kemas di TPK Teluk Lamong mencapai 437.708 TEUs, tumbuh 4,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Di mana tahun lalu mencatatkan arus peti kemas 417.329 TEUs. Pertumbuhan ini turut diiringi peningkatan jumlah kunjungan kapal peti kemas sebesar 3,6 persen, dari 722 unit menjadi 748 unit.
“Kenaikan peti kemas internasional di TPK Teluk Lamong ini menunjukkan kepercayaan yang terus tumbuh dari pengguna jasa. Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan terminal yang efisien, aman, dan berdaya saing tinggi,” ujar Corporate Secretary PT Terminal Teluk Lamong, Syaiful Anam dalam suratnya, Sabtu (12/7/2025).
Gerbang Perdagangan Indonesia Timur
Pertumbuhan arus peti kemas ini bukan semata soal angka. Ia mencerminkan pergeseran dan perluasan jalur logistik nasional dan internasional yang semakin mengukuhkan TPK Teluk Lamong sebagai simpul penting di kawasan timur Indonesia.
Salah satu faktor pendorong utama adalah meningkatnya arus peti kemas domestik dari dan ke Tarakan, Kalimantan Utara, yang naik 15 persen menjadi 23.971 TEUs. Kenaikan ini berkaitan erat dengan pembangunan infrastruktur industri nonmigas di wilayah tersebut.
Termasuk proyek pembangunan pabrik kertas yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Di sisi lain, sektor internasional juga memberi andil besar dalam lonjakan arus peti kemas. Sejak Juni 2025, TPK Teluk Lamong mulai melayani rute feeder Asia Express (FAX).
Arus Peti Kemas dan Safety Culture
Layanan ini menghubungkan Jakarta, Surabaya, Port Klang West, Jebel Ali, hingga Karachi. Produk ini langsung berdampak pada kenaikan arus peti kemas internasional sebesar 9,1 persen, dari 142.126 TEUs menjadi 155.006 TEUs.
Namun bagi TTL, pertumbuhan tak hanya sekadar angka operasional. Komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi bagian integral dari strategi keberlanjutan perusahaan.
Pada Juni lalu, TTL menggelar safety forum yang melibatkan seluruh pegawai dan mitra kerja. Forum ini menjadi ruang refleksi, berbagi pengalaman, serta pembelajaran dari berbagai insiden yang pernah terjadi. Tujuannya tegas: menciptakan lingkungan kerja yang makin aman dan sehat.
Di tengah geliat pertumbuhan ini, TTL terus berbenah dan berinovasi. Penguatan konektivitas, konsistensi layanan, serta perhatian pada aspek keberlanjutan menjadikan TPK Teluk Lamong tak sekadar terminal peti kemas. Ia telah representasi wajah baru pelabuhan Indonesia yang siap bersaing di tingkat global.