MAKLUMAT – Universitas Aisyiyah Surakarta (AISKA) sebagai bagian dari amal usaha Aisyiyah di bidang pendidikan tinggi, terus berupaya memperkuat perannya dalam membangun masyarakat Islam berkemajuan. Sebagai bagian dari gerakan dakwah amar makruf nahi munkar, AISKA menjalankan fungsi strategis dalam mewujudkan cita-cita Persyarikatan.
Muhammadiyah dan Aisyiyah menggerakkan amal usahanya melalui sistem organisasi yang terstruktur dalam satu kesatuan. Setiap institusi, termasuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA), tidak sekadar menjadi unit kelembagaan, melainkan juga sarana pelembagaan nilai-nilai dan misi Persyarikatan. Karena itu, seluruh elemen dalam Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah harus bekerja dalam satu sistem gerakan yang solid dan terpadu.
Sebagai upaya memperkuat kualitas kepemimpinan di lingkungan AISKA, diselenggarakan Baitul Arqam Pimpinan, program perkaderan utama yang bertujuan menyatukan visi, membangun pemahaman ideologis, serta menyiapkan kader pimpinan yang mampu menjawab tantangan zaman. Baitul Arqam ini dirancang mengacu pada Sistem Perkaderan Muhammadiyah, namun disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perguruan tinggi.
Peserta Baitul Arqam diharapkan mampu menguasai kompetensi dalam pengetahuan, pemahaman, analisis, hingga sintesis terhadap isu-isu strategis kebangsaan dan keagamaan, untuk kemudian dapat memperkaya dan memajukan Persyarikatan.
Menjadi Wasaṭiyyah
Tema besar Baitul Arqam yang berlangsung Sabtu–Ahad, 26–27 April 2025, adalah “Wasaṭiyyah Islam dan Masa Depan Moderasi Beragama di Indonesia”.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) AISKA, Dra. Sri Hartini, M.Pd., menjelaskan, tema ini diangkat merespons fenomena moderasi beragama yang belakangan dianggap kurang proporsional. “Ada kecenderungan moderasi beragama digunakan sebagai alat untuk meresmikan pandangan agama tertentu,” ujarnya.
Indonesia, sebagai negara berdasarkan Pancasila, bukanlah negara agama maupun negara sekuler. Karena itu, tidak boleh ada satu agama atau kelompok keagamaan yang mendominasi ruang publik atau negara. Namun faktanya, belakangan muncul kecenderungan formalisasi agama serta penguasaan ruang publik dan negara oleh pandangan keagamaan tertentu.
Muhammadiyah dan Aisyiyah menegaskan bahwa negara harus bersikap moderat, adil, dan objektif dalam memperlakukan seluruh kelompok agama tanpa diskriminasi. Negara juga didorong untuk menjadi fasilitator yang adil bagi semua ormas keislaman dan ormas keagamaan, sesuai dengan prinsip Pancasila dan konstitusi.
Berdasarkan spirit tersebut, AISKA memandang penting untuk membekali seluruh pimpinan dengan pemahaman yang komprehensif tentang nilai-nilai wasaṭiyyah Islam. Baitul Arqam kali ini wajib diikuti seluruh jajaran pimpinan, dari rektor hingga ketua program studi, serta anggota BPH Universitas.
Susunan Materi
Beberapa materi yang disajikan dalam Baitul Arqam ini antara lain: Hakekat Islam: Peran Tauhid dalam Kehidupan oleh Dr. Hakimuddin Salim, Lc., MA; Wasaṭiyyah Islam oleh Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag; Mengelola AUM/A oleh Dr. Tafsir, M.Ag; Akhlak dan Etos Kerja Kepemimpinan Muhammadiyah oleh Dodok Sartono, M.M.; Peran Perguruan Tinggi sebagai Media Dakwah dan Kaderisasi oleh Dr. apt. Salmah Orbayyinah, M.Kes., Apt.
Melalui Baitul Arqam ini, AISKA berkomitmen membangun kepemimpinan berkarakter, yang tidak hanya profesional di bidang akademik, tetapi juga kokoh dalam ideologi Islam berkemajuan dan nilai-nilai wasaṭiyyah.