MAKLUMAT – Tim SAR gabungan menambah titik operasi pencarian terhadap balita berinisial MR (3,5) yang tenggelam dan hanyut saat hujan lebat yang mengakibatkan banjir di Wiyung, Surabaya pada Selasa (24/12/2024), yang sampai saat ini belum diketemukan.
Usai melakukan evaluasi pencarian terhadap MR yang terperosok di sebuah selokan dan hanyut terseret arus air, Tim SAR memperluas titik operasi pencarian di area saluran tertutup (box culvert).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengungkapkan, perkiraan aliran air yang menyeret MR dari lokasi kejadian mengarah ke dua titik, yaitu di Kali Makmur ataupun ke arah pompa air Wiyung.
Dia menyebut, pihaknya telah menyisir di sekitar titik awal hingga ke sekitar Kali Makmur.
“Kami sudah mencari di titik awal kemudian sudah disisir sampai ke Kali Makmur,” ujarnya saat di Posko Pencarian di Perumahan Royal Residence, Surabaya, melansir Antara, Rabu (25/12/2024).
“Setelah istirahat, yang arah ke pompa atau ke selatan, itu akan disisir oleh teman-teman semuanya,” sambung Hebi.
Pencarian Sesuai SOP
Lebih lanjut, Hebi berharap hari ini Tim SAR gabungan bisa menemukan MR. Ia menyebut, korban tenggelam biasanya akan mulai terapung setelah 24 jam.
“Biasanya kalau tenggelam setelah 24 jam itu jenazahnya akan mengapung,” sebutnya.
Meski begitu, Hebi menegaskan, Tim SAR bakal tetap melakukan pencarian dengan upaya maksimal hingga tujuh hari jika korban belum ditemukan. Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan standar operasional kebencanaan.
“Kami akan terus melakukan pencarian sampai tujuh hari, sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) kebencanaan,” terangnya.
Penyesuaian dengan Kondisi Cuaca
Kendati demikian, Hebi menyebut jika cuaca tidak memungkinkan, maka pihaknya merekomendasikan untuk menghentikan sementara pencarian korban. Misalnya, jika terjadi hujan lebat dan semacamnya.
Sebab, menurut dia, dalam kondisi hujan lebat, maka aliran air akan semakin deras dan berpotensi membahayakan keselamatan petugas dalam melakukan operasi pencarian tersebut.
“Karena arusnya kuat sekali dan saya tidak merekomendasikan untuk pencarian pada saat hujan,” kata Hebi.
Kerahkan 50 Petugas
Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya, Eko Aprianto, mengungkapkan pihaknya telah mengerahkan sebanyak 50 petugas gabungan, yang terdiri dari berbagai instansi serta organisasi relawan.
Operasi pencarian terhadap MR juga dilakukan dengan menggunakan lima perahu karet.
Selain itu, Eko mengatakan, dalam pencarian di titik box culvert, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) untuk meminjam breathing apparatus (alat pernafasan).
Hal itu dilakukan, sebab menurut Eko biasanya terdapat penumpukan sampah di titik tersebut, sehingga minim oksigen untuk bernafas.
“Biasanya di situ ada penumpukan sampah yang mana ada sedikit gas atau untuk oksigen sedikit,” ujarnya.
“Jadi, nanti kami mungkin akan koordinasi dengan pemadam kebakaran untuk membawa breathing apparatus dalam pencarian ini nanti,” tandas Eko.