Banjir Bandang Landa Bali, Jatuhkan Korban Jiwa dan Puluhan Bangunan Ambruk

Banjir Bandang Landa Bali, Jatuhkan Korban Jiwa dan Puluhan Bangunan Ambruk

MAKLUMAT — Banjir besar melanda sejumlah kabupaten/kota di Bali sejak Selasa malam (9/9/2025) hingga Rabu pagi (10/9/2025). Kota Denpasar, Jembrana, Gianyar, dan Tabanan menjadi wilayah terdampak paling parah. Bahkan banjir juga melanda daerah-daerah lain di sekitarnya.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bencana tersebut telah menelan korban jiwa dan mengakibatkan puluhan bangunan rusak.

“Sampai sekarang korban jiwa yang sudah berhasil diidentifikasi atau ditemukan ada di Bali, yaitu di Kabupaten Jembrana ada dua orang meninggal dunia,” ujarnya di Jakarta, dikutip laman tribun pada Rabu (10/9/2025).

Suharyanto memastikan segera turun langsung ke lokasi, untuk memimpin operasi tanggal darurat bencana. “Setelah ini juga saya sendiri, mungkin nanti siang atau sore sudah akan masuk ke Bali untuk langsung memimpin operasi tanggap darurat di Provinsi Bali,” ucapnya.

Ia menyebut, korban banjir berdasarkan informasi yang sudah diketahui sampai saat ini adalah warga lokal. “Nah ini sementara kan masih informasi awal, jadi kami belum terinformasi. Tapi yang jelas yang terkena ini masih warga lokal, belum ada laporan ada warga asing,” jelasnya.

Asesmen Kebutuhan Darurat

Lebih lanjut, Suharyanto menyebut BNPB bersama pemerintah daerah kini melakukan asesmen kebutuhan darurat. Logistik dasar seperti makanan, pakaian, tenda, matras, dan genset dipersiapkan.

“Logistik sementara terdukung oleh provinsi, baik Provinsi NTT dan Bali. Nah tentu saja kami datang juga nanti tidak hanya bawa badan, tentu saja kita bawa logistik. Itu merupakan kebutuhan dasar setiap bencana yang duluan harus diadakan,” tambah Suharyanto.

Baca Juga  Kapal Pesiar Raksasa Hadir di Bali, Cek Spesifikasinya

Faktor Cuaca Ekstrem

BBMKG Wilayah III Denpasar mencatat curah hujan ekstrem di atas 150 milimeter per hari. Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho menjelaskan, fenomena ini dipicu gelombang ekuatorial Rossby.

“Kondisi itu mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat atau petir,” ungkapnya.

Selain curah hujan ekstrem, banjir diperparah topografi dataran rendah, saluran air tersumbat, serta kelembapan udara tinggi hingga lapisan 12.000 meter.

BMKG memperingatkan hujan lebat masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan karena Bali tengah memasuki peralihan musim kemarau ke musim hujan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *