22 C
Malang
Minggu, Januari 19, 2025

Kemenko PMK Tingkatkan Koordinasi Antar-Kementerian, Waspadai Flu Burung

Kemenko PMK terus mewaspadai penyebaran flu burung di dalam negeri sebagai akibat peningkatan virus H5N1 yang terus menyebar.
KilasBanyak Gen Z Kehilangan Pekerjaan di 2024, Pakar UM Surabaya Jelaskan Alasan

Banyak Gen Z Kehilangan Pekerjaan di 2024, Pakar UM Surabaya Jelaskan Alasan

Ilustrasi penguraangan pegawai. Ilustrasi: reddit

MAKLUMAT – Sejumlah perusahaan telah melakukan pemangkasan pegawai dari kalangan Generasi Z atau Gen Z sepanjang 2024. Para pekerja dengan kelahiran 1997 hingga awal 2010 itu banyak terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, Radius Setiyawan menilai tingginya angka pemecatan Gen Z di perusahaan berkaitan dengan karakter kelompok tersebut. Menurutnya, Gen Z memiliki pandangan yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Ia menilai generasi ini cenderung memprioritaskan keseimbangan hidup, perkembangan diri, serta memiliki harapan tinggi akan fleksibilitas kerja, dan peran yang bermakna.

“Ketika Gen Z bekerja di sebuah perusahaan, secara otomatis dia harus mematuhi pakem dan berperilaku sesuai dengan budaya organisasi, sementara itu bertentangan dengan ekspresi mereka,” katanya mengutip laman Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.

Minim Adaptasi Budaya Kerja

Radius menjelaskan, bahwa sebagian besar Gen Z juga menggaungkan selflove. Sementara perusahaan memiliki kultur yang telah ada dari tradisi sebelumnya. Menerapkan perilaku yang berfokus pada diri secara otomatis melenceng dari kultur organisasi entitas usaha.

Pengkaji pop culture ini mencontohkan beberapa kasus pada Gen Z yang dipecat karena menggunakan bahasa kasual atau bahasa santai di kantor. Hal ini tak lepas dari kehadiran media sosial yang membuat banyak Gen Z minim terpapar bahasa formal.

“Generasi Z lebih tertarik mengonsumsi berita dari TikTok ketimbang mendengar saluran berita dengan gaya yang lebih formal. Persoalan ini akibat lebih mendengar influencer dan sejenisnya,” ia menjelaskan.

Sorotan banyaknya pekerja Gen Z yang kehilangan pekerjaan juga disampaikan Direktur Kadin Institute, Nurul Indah Susanti. Dalam sebuah diskusi di studio JTV, Nurul menyoroti generasi ini memiliki turnover tinggi, mudah mengeluh, dan tidak pernah puas dengan feedback.

Pola Asuh Keluarga dan Gempuran Teknologi Informasi

“Tanpa bermaksud mendiskreditkan ya, generasi sekarang ibarat stroberi. Bagus penampilannya, tapi tak seenak rasanya. Anak sekarang daya fight tak sebanding dengan generasi sebelumnya,” jelas doktor di bidang psikologi ini.

Persoalan ini tak lepas dari pola asuh dari orang tua. Ia menyoroti orang tua milenial memang lebih banyak ngeman (terlalu sayang dalam pola asuh). Akibatnya anak-anak di era sekarang memiliki banyak batasan, yang seharusnya bisa ia lakukan. Keberadaan teknologi informasi yang membuat semuanya serba mudah dan instan memperparah kondisi.

Pengusaha yang juga Wakil Ketua Bidang K3 & Lindung Lingkungan dan Produktivitas Apindo Jatim mengingatkan pentingnya cara mendapatkan SDM guna menghindari turnover tinggi. Di era saat ini skill saja tidak cukup, karena pekerja harus mengedepankan attitude and behavior yang biasanya dari pola asuh sejak kecil.

Ads Banner

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer