30.1 C
Malang
Senin, April 14, 2025
KilasBayi Tabung Tak Lagi Monopoli Kota Besar: RSI Aminah Blitar Hadirkan Harapan...

Bayi Tabung Tak Lagi Monopoli Kota Besar: RSI Aminah Blitar Hadirkan Harapan Baru bagi Pejuang Dua Garis

Seminar awam bertajuk Kupas Tuntas Program Hami dengan Inseminasi dan Bayi Tabung” yang digelar RS Islam Aminah, Kota Blitar, Sabtu (12/4/2025). Foto:Edi Aufklarung

MAKLUMAT – Harapan kini tumbuh lebih dekat. Tak perlu lagi ke Surabaya, program bayi tabung kini bisa diakses langsung dari Kota Patria. Rumah Sakit Islam (RSI) Aminah Blitar resmi membuka layanan konsultasi dan skrining awal program fertilitas bekerja sama dengan Morula IVF, klinik fertilitas terkemuka di Indonesia.

“Pasien tak harus jauh-jauh ke Surabaya. Pemeriksaan awal bisa dilakukan di RSI Aminah. Bila dibutuhkan tindakan lanjutan, kami bantu rujuk ke Morula IVF,” ujar dr. Mutia Farah, Sp.A, MKes, Direktur RSI Aminah, saat membuka seminar publik bertajuk Kupas Tuntas Program Hamil dengan Inseminasi dan Bayi Tabung, di Hotel Puri Perdana, Kota Blitar, Sabtu (12/4/2025).

Direktur RS Islam Aminah, dr. Mutia Farah, Sp.A, MKes. Foto:IST

Sekitar 75 peserta menghadiri seminar itu. Dua dokter spesialis hadir sebagai narasumber utama: dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG (K), dari Morula IVF, dan dr. Adyuta Apsari SpOG, Kepala Klinik Fertilitas RSI Aminah. Mereka mengupas tuntas dinamika, peluang, serta tantangan program kehamilan lewat teknologi medis.

Kerja sama RSI Aminah dengan Morula IVF sendiri telah berjalan selama tiga tahun. Namun, layanan yang semula terbatas kini diperluas, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat Blitar Raya. Bagi para “pejuang dua garis”—istilah akrab untuk pasangan yang menanti kehadiran anak—kehadiran layanan ini menjadi kabar baik yang ditunggu-tunggu.

“Kami ingin menghadirkan layanan fertilitas yang komprehensif, mudah diakses, dan terjangkau. Perjuangan mendapatkan buah hati tidak harus membuat pasien kelelahan secara fisik dan mental,” jelas dr. Mutia.

Mochamad Maryanto, Head of Clinic Morula IVF Surabaya, menyebut bahwa tujuan utama kolaborasi ini adalah menjangkau lebih banyak “pejuang dua garis”—julukan bagi pasangan yang berjuang mendapatkan keturunan.

“Menurut data kami, sekitar 30 persen wanita di Malang dan Blitar mengalami masalah kesuburan. Itu artinya ada sekitar 100 wanita setiap bulan yang membutuhkan bantuan medis untuk bisa hamil,” ujar Maryanto dalam sesi seminar yang sama.

Di RSI Aminah, kini tersedia Klinik Fertility Indonesia—sebuah klinik satelit yang menjadi titik awal skrining pasangan. Klinik ini melayani pemeriksaan awal, baik untuk istri maupun suami, demi mengetahui faktor-faktor yang menghambat kehamilan. “Pasien tak perlu lagi jauh-jauh ke Surabaya. Cukup datang ke RSI Aminah untuk skrining awal,” katanya.

Menurut Maryanto, setidaknya dua pasangan dari Blitar sudah berhasil mendapatkan momongan lewat program bayi tabung. Namun, ia menegaskan bahwa tidak semua langsung masuk ke tahap itu. Pemeriksaan kesuburan dilakukan secara menyeluruh: dari kualitas sperma dan mobilitasnya, hingga kondisi rahim, saluran tuba, ketuban, dan hormon pada perempuan.

“Kalau ternyata masih memungkinkan untuk hamil secara alami, kami bantu lewat program hubungan terjadwal. Kalau belum berhasil, kami lanjutkan dengan inseminasi buatan atau kawin suntik,” jelasnya. Inseminasi dilakukan dengan cara menyiapkan sperma suami terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke dalam rahim istri menggunakan alat bantu medis.

Bila dua metode itu belum juga membuahkan hasil, barulah pasangan diarahkan pada program bayi tabung. Di sinilah teknologi reproduksi berbantu menjadi harapan terakhir—dan bagi sebagian, keajaiban yang dinanti.**

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer