Benarkah Kopi Bisa Redakan Gejala Asma? Ini Penjelasan Medisnya

Benarkah Kopi Bisa Redakan Gejala Asma? Ini Penjelasan Medisnya

MAKLUMAT – Banyak pengidap asma mencari cara alami untuk meredakan gejala ringan seperti sesak napas, batuk, atau napas berbunyi. Salah satu cara yang cukup populer adalah mengonsumsi kopi. Tapi benarkah kopi bisa membantu meringankan gejala asma?

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kafein dalam kopi memiliki efek mirip bronkodilator, yakni mampu melemaskan otot-otot saluran napas. Efek ini memang tidak sekuat obat dokter seperti teofilin, tapi tetap bisa memberikan sedikit rasa lega bagi sebagian penderita asma.

Kafein Bantu Buka Saluran Napas

Kafein bekerja dengan cara merangsang sistem saraf dan melemaskan otot di sekitar paru-paru. Itulah sebabnya, dalam dosis ringan, kopi bisa membantu membuka saluran napas dan membuat pengidap asma merasa lebih lega selama beberapa jam setelah mengonsumsinya.

Peneliti juga menemukan bahwa fungsi paru-paru bisa meningkat sementara selama 2–4 jam setelah minum kopi. Efek ini bersifat jangka pendek dan tidak bisa menggantikan peran obat medis.

Bukan Pengganti Obat Asma

Meskipun begitu, dokter tetap mengingatkan bahwa kopi tidak bisa menggantikan inhaler atau obat asma yang diresepkan. Jika gejala asma terasa berat—seperti sesak napas parah atau sulit bicara—pengidap harus segera mencari pertolongan medis, bukan hanya mengandalkan kopi.
“Minum kopi mungkin membantu saat gejala ringan muncul, tapi jangan abaikan pengobatan yang sudah direkomendasikan dokter,” kata seorang praktisi kesehatan paru-paru.

Baca Juga  Obesitas hingga Hipertensi Intai Masyarakat, Saatnya Berubah ke Gaya Hidup Sehat

Waspadai Efek Samping Konsumsi Berlebihan

Konsumsi kopi berlebihan justru bisa menimbulkan masalah lain seperti jantung berdebar, gangguan tidur, atau kecemasan. Oleh karena itu, penderita asma sebaiknya membatasi konsumsi kafein maksimal 1–2 cangkir per hari dan tetap fokus menjaga gaya hidup sehat.
Cara terbaik untuk mengontrol asma tetap dengan menghindari pemicu, mengikuti pengobatan dokter, dan menjalani pola hidup teratur.***

*) Penulis: Rista Erfiana Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *