26.1 C
Malang
Jumat, November 22, 2024
KilasBertemu Akan Berpisah: Momen Terakhir Pak Suko sebagai Rektor UM Surabaya

Bertemu Akan Berpisah: Momen Terakhir Pak Suko sebagai Rektor UM Surabaya

Pak Suko tak kuaasa menahan haru pada acara Wisuda UM Surabaya, Sabtu (30/8/2024). Foto:UM Surabaya

MAKLUMATDatang akan pergi/Lewat ‘kan berlalu
Ada ‘kan tiada bertemu akan berpisah

Awal ‘kan berakhir/Terbit ‘kan tenggelam
Pasang akan surut bertemu akan berpisah

Hey, sampai jumpa di lain hari/Untuk kita bertemu lagi
Kurelakan dirimu pergi/Meskipun ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap tanpa dirimu/Kuharap terbaik untukmu

Lirik lagu “Sampai Jumpa” karya Endank Soekamti mengalun syahdu dinyanyikan seorang penyanyi wanita di Gedung Dyandra Convention Hall, Sabtu (31/8/2024), saat para wisudawan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya melepas rektor tercinta, Dr. dr. Sukadiono, MM, yang akrab disapa Pak Suko.

Lagu tersebut mengiringi perpisahan yang penuh kehangatan dan emosi, menjadi simbol selamat jalan bagi seorang pemimpin yang telah membaktikan hidupnya selama 12 tahun untuk membangun kampus UM Surabaya.

Momen mengharukan ini terjadi ketika Pak Suko berada di atas podium, hendak menyampaikan pidato terakhirnya sebagai Rektor UM Surabaya. Para wisudawan duduk dengan penuh antusias, menantikan wejangan dari Rektor yang telah membimbing mereka selama bertahun-tahun.

Namun, sebelum sempat berbicara, lampu di gedung mendadak padam. Dalam kegelapan itu, suara seorang perempuan terdengar jelas, “Pak Rektor, dua belas tahun sudah Bapak memimpin UM Surabaya. Di akhir kepemimpinan Bapak sebagai rektor, semoga keberkahan selalu menyertai Bapak.”

Suasana yang sempat hening berubah menjadi hangat ketika lampu kembali menyala, memperlihatkan seorang perempuan mengenakan toga berjalan dari barisan belakang sambil membawa buket bunga.

Dengan penuh haru, ia melantunkan lagu “Sampai Jumpa,” lagu yang sering dinyanyikan dalam acara perpisahan. Di sisi panggung, beberapa wisudawan mengangkat poster bertuliskan, “Terima Kasih Pak Rektor”, “Pak Rektor Akan Terus Menjadi Inspirasi Kami”, dan “We Love You Pak Rektor.”

Pak Suko yang tadinya berdiri tegak di podium, kini telah bergeser ke kursi jajaran guru besar. Matanya tampak berkaca-kaca. Jemari tangan kiri menutup hidung, mencoba menahan haru. Wajahnya penuh emosi, antara sedih dan bahagia melihat ungkapan tulus dari para wisudawan.

Perpisahan yang Mengharukan

Perempuan yang bernyanyi tadi kini mendekati panggung. Buket bunga diserahkan dengan penuh rasa terima kasih kepada Pak Suko, yang menyambutnya dengan senyum lembut. Tepuk tangan panjang bergema memenuhi ruangan, menambah suasana haru.

Setelah momen emosional tersebut, Pak Suko kembali naik ke podium. Kali ini, lampu tidak lagi mati. Dengan tenang, ia membuka pidatonya.

“Pencapaian UM Surabaya adalah hasil kerja keras kita semua. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya selama ini,” kata Pak Suko, suaranya sedikit bergetar menahan haru.

Dalam akhir pidatonya, Pak Suko mengucapkan pantun:

Nakhoda berlayar arungi samudera,  Menerjang ombak berdebur kencang.   

Diiringi sorak-sorai wisudawan yang menjawab, “Cakep!”. Pak Suko kemudian melanjutkan:

Meski waktu berpisah telah tiba,  Namun kenangan indah takkan pernah hilang.

Kata-katanya terasa berat, menggambarkan betapa dalamnya perpisahan ini bagi seorang pemimpin yang telah mengabdi lebih dari satu dekade. Suaranya terbata-bata, tetapi penuh makna, menggema di seluruh ruang.

Di akhir acara, para wisudawan, dosen, dan staf mengerumuni Pak Suko. Mereka ingin memberikan ucapan selamat, foto bersama, dan mungkin, yang terpenting, ucapan terima kasih yang tulus.

Seiring berjalannya waktu, kenangan akan kepemimpinan Pak Suko tidak akan pernah pudar. Sebuah perpisahan yang manis dan mengharukan, menjadi kado terindah bagi seorang pemimpin yang telah memberikan segalanya.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer