MAKLUMAT— Badan Gizi Nasional (BGN) resmi menunda target pencapaian 82,9 juta penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Februari 2026. Penyesuaian ini dilakukan setelah evaluasi tahap awal menemukan sejumlah hambatan dalam distribusi dan verifikasi data penerima.
Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan penundaan tersebut tidak akan mengurangi hak masyarakat penerima manfaat. “Kami ingin memastikan kualitas gizi dan sistem distribusi berjalan sesuai standar. Lebih baik mundur beberapa bulan, asal tepat sasaran dan bermutu,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/10).
Program Makan Bergizi Gratis yang diluncurkan pada Juli 2025 itu menargetkan kelompok rentan gizi, termasuk anak sekolah dasar, remaja, ibu hamil, dan lansia.Namun di lapangan, BGN menemukan kendala logistik di wilayah terpencil, tumpang tindih data penerima, serta lemahnya pengawasan rantai pasok di beberapa daerah.
Menurut Dadan, penyesuaian jadwal menjadi bagian dari upaya pemerintah memastikan program berjalan akuntabel, transparan, dan berdampak jangka panjang. “Kami tidak ingin program ini hanya jadi proyek serapan anggaran. Tujuan utamanya adalah memperbaiki kualitas gizi bangsa,” tegas dia.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah akan mengintegrasikan data penerima MBG dengan sistem identitas kependudukan nasional (IKN) untuk mempercepat proses verifikasi dan mencegah duplikasi penerima.
Sejumlah pemerintah daerah menyambut langkah BGN ini dengan positif. Mereka menilai keberhasilan MBG bukan diukur dari kecepatan penyaluran, melainkan dari ketepatan sasaran dan manfaat nyata bagi kesehatan masyarakat.
Program Makan Bergizi Gratis sendiri merupakan salah satu agenda prioritas pemerintahan Prabowo–Gibran, dengan target ambisius menjangkau lebih dari 82 juta warga hingga 2026.