BRIN Tegaskan Tidak Tutup Akses di Kawasan Sains BJ Habibie, Hanya Alihkan ke Jalur Baru

BRIN Tegaskan Tidak Tutup Akses di Kawasan Sains BJ Habibie, Hanya Alihkan ke Jalur Baru

MAKLUMAT – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan bahwa pihaknya tidak menutup akses jalan di Kawasan Obyek Vital Nasional (Obvitnas) Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyebut pengalihan jalan ini untuk memperkuat keamanan dan keselamatan di area yang menampung berbagai fasilitas riset strategis, termasuk teknologi dan nuklir.

Menurut Handoko, langkah ini merupakan tindak lanjut dari penetapan KST BJ. Habibie sebagai Obvitnas berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 dan Keputusan Kepala BRIN Nomor 191/I/HK/2024. Dengan status tersebut, kawasan riset di Serpong menjadi area dengan tingkat pengamanan tinggi. Di dalamnya terdapat fasilitas nuklir, area pengembangan roket dan propelan, serta laboratorium berstandar internasional.

“Pengalihan ini sangat penting untuk memastikan integrasi kawasan dan mencegah risiko akses ilegal yang dapat membahayakan fasilitas vital negara. Jalan lingkar luar telah kami siapkan sebagai jalur alternatif yang memenuhi standar jalan tingkat provinsi,” jelas Handoko dalam siaran pers BRIN pada Selasa (14/10/2025).

Ia menambahkan, BRIN juga memperhatikan kebutuhan masyarakat yang terdampak perubahan akses tersebut. Menurutnya, pembangunan jalan baru adalah untuk memastikan keselamatan bersama. Jadi, tidak bermaksud untuk membatasi ruang gerak warga.

“Kami memahami kekhawatiran warga, terutama pelaku usaha kecil di sekitar kawasan. Oleh karena itu, BRIN membuka peluang kemitraan agar dampak ekonomi bisa diminimalkan,” ujarnya.

Baca Juga  Merenungi Kembali Keberagamaan dan Kemerdekaan Kita 
Koordinasi BRIN dengan Pemerintah Daerah

BRIN juga menyatakan telah menjalin koordinasi erat dengan pemerintah daerah, termasuk Pemkot Tangerang Selatan dan Pemkab Bogor. Kerja sama ini mencakup pemeliharaan jalan lingkar luar, pemasangan marka, lampu penerangan jalan umum, serta rambu. Hal ini sebagai peringatan agar masyarakat merasa aman dan nyaman menggunakan akses baru tersebut.

Selain faktor keamanan, Handoko menjelaskan pengalihan akses jalan juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang BRIN dalam pengembangan fasilitas nuklir. Mulai 2026, lembaganya berencana membangun reaktor baru dan fasilitas siklotron di kawasan tersebut. Hal ini akan meningkatkan aktivitas riset dan risiko operasional.

Dengan langkah ini, BRIN berharap KST BJ. Habibie dapat beroperasi optimal sebagai pusat riset nasional yang aman dan tertata, sekaligus mendukung arah pembangunan Indonesia berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Sosialisasi kepada masyarakat disebut akan berlangsung secara bertahap, mulai dari tingkat kota hingga kelurahan, agar pemahaman publik semakin merata.

Kendati begitu, hingga hari ini, pengalihan akses jalan belum berjalan. BRIN sendiri masih mengedepankan koordinasi dengan berbagai pihak. “Bersama, kami akan mengatur tata lalu lintas agar tidak merugikan warga, khususnya yang ada di area Muncul, Serpong,” tandas Handoko.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *