MAKLUMAT – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan siap menguji validitas ilmiah bahan bakar alternatif Bobibos (Bahan Bakar Asli Buatan Indonesia, Bos!). Langkah ini diambil setelah produk tersebut ramai diperbincangkan publik karena diklaim mampu menggantikan bahan bakar fosil.
Peneliti Bidang Sistem Penggerak Berkelanjutan BRIN, Hari Setyapraja mengatakan pihaknya segera menjalin komunikasi dengan tim pengembang Bobibos. “Dalam waktu dekat, BRIN akan berinisiatif berkoordinasi dengan Bobibos. Mudah-mudahan pekan ini atau awal pekan depan komunikasi sudah terjalin,” ujarnya, Kamis (13/11).
Hari menegaskan setiap produk bahan bakar yang akan digunakan secara luas harus melalui tahapan kajian menyeluruh, mulai dari riset laboratorium hingga uji lapangan. Pemerintah, kata dia, memiliki mekanisme ketat dalam pengawasan mutu dan izin edar melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“BRIN berperan di sisi riset dan inovasi. Untuk urusan izin edar dan komersialisasi, itu sudah menjadi kewenangan ESDM,” jelasnya.
Ia mencontohkan dalam pengembangan biodiesel dan biofuel, riset dilakukan lintas sektor melibatkan produsen, pembuat mesin, dan regulator. Hasil akhirnya, bahan bakar harus memenuhi standar mutu nasional agar aman dipakai masyarakat.
Hari menilai bahan bakar berbasis jerami yang diolah menjadi Bobibos menarik untuk dikaji lebih dalam. Jerami termasuk limbah pertanian yang potensial dikembangkan sebagai energi baru, tapi semua tetap harus diuji validitas ilmiahnya.
Menurutnya, inovasi energi seperti Bobibos tak hanya penting secara teknis, tapi juga strategis dalam upaya kemandirian energi nasional. Kajian BRIN nantinya akan menilai ketersediaan bahan baku, efisiensi teknologi konversi, hingga kelayakan ekonominya.
Dengan keterlibatan lembaga riset negara, diharapkan Bobibos tidak sekadar viral, tetapi benar-benar terbukti ilmiah dan siap menjadi energi merah putih masa depan.