Buka Musyawarah PCIM Amerika Serikat, Haedar Nashir: Islam Bukan Sekadar Perintah-Larangan

Buka Musyawarah PCIM Amerika Serikat, Haedar Nashir: Islam Bukan Sekadar Perintah-Larangan

MAKLUMAT – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menegaskan bahwa Islam tidak hanya dipahami sebagai kumpulan perintah dan larangan, tetapi juga mengandung dimensi petunjuk (al-irsyadah) yang luas bagi kehidupan manusia.

Penegasan tersebut disampaikan Haedar saat membuka Musyawarah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat yang digelar secara daring, Sabtu (13/12). Kegiatan ini sekaligus menandai usia PCIM Amerika Serikat yang telah memasuki tahun ke-17.

Haedar menjelaskan, dalam Manhaj Tarjih Muhammadiyah, Islam didefinisikan sebagai agama yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi, sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW.

Ajarannya termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang maqbullah, yang di dalamnya memuat perintah, larangan, serta petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. “Yang perlu digarisbawahi adalah dimensi petunjuk atau al-irsyadah. Dari definisi Islam itu, Muhammadiyah memberi penekanan substansial pada dimensi petunjuk,” ujar Haedar.

Menurutnya, pemahaman Islam dalam ceramah, kajian, maupun bacaan keislaman selama ini kerap lebih dominan ditempatkan dalam kerangka perintah dan larangan. Padahal, Al-Qur’an sarat dengan petunjuk yang tercermin dalam berbagai konsep, seperti Al-Furqan, Al-Qur’an sebagai penjelas, penciptaan alam semesta, hingga berbagai peristiwa kehidupan yang mengandung hikmah dan tuntunan.

“Betapa luas dimensi keduniawian yang direpresentasikan dalam pemahaman muamalah duniawiyah. Di situlah ruang ijtihad dan ruang berpikir terbuka lebar,” jelasnya.

Baca Juga  BMKG: Potensi La Nina di Indonesia Capai 70 Persen, Tapi Dampaknya Diprediksi Tak Ekstrem

Haedar menambahkan, Muhammadiyah berupaya menggali kembali ajaran Islam yang selama berabad-abad kerap terkungkung dalam kejumudan. Karena itu, Islam dihadirkan sebagai agama pencerah yang relevan dengan dinamika zaman.

Ia mengutip pemikiran pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan yang menyatakan bahwa pada hakikatnya agama itu cerah, bercahaya, dan berkilau. Redupnya agama, menurut Dahlan, bukan disebabkan oleh ajarannya, melainkan oleh umat yang tidak memahami Islam secara mendalam.

Pemahaman tersebut, lanjut Haedar, telah menjadi salah satu pokok pandangan Islam Muhammadiyah yang dikodifikasi melalui Muktamar dalam Risalah Islam Berkemajuan. Risalah itu menjadi dasar, bingkai, sekaligus cita-cita dalam menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah.

“Dengan Risalah Islam Berkemajuan, saya yakin seluruh PCIM di mana pun berada, meskipun jarang bertemu secara fisik, tetap terikat oleh satu pemahaman dan perspektif yang sama, yaitu Islam Berkemajuan,” pungkas Haedar.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *