MAKLUMAT — Bulan November selalu memiliki makna istimewa bagi dunia pendidikan Indonesia. Setiap tahun, pada bulan inilah seluruh bangsa memberikan penghormatan tertinggi kepada para pahlawan tanpa tanda jasa: guru. Bukan hanya tanggal 25 November yang diperingati sebagai Hari Guru Nasional, tetapi seluruh bulan ini sejatinya dapat dijadikan sebagai bulan refleksi, apresiasi, dan aksi nyata bagi peningkatan martabat dan profesionalisme guru di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Bangkalan.

November bukan sekadar bulan peringatan, tetapi bulan penguatan semangat guru, bulan evaluasi kebijakan pendidikan, dan bulan untuk menegaskan kembali bahwa kemajuan pendidikan berawal dari penataan guru yang profesional dan bermartabat.
Refleksi Penataan dan Pemerataan Guru Bangkalan
Momentum bulan guru nasional ini seharusnya menjadi saat yang tepat untuk mengkaji ulang penataan dan pengelolaan guru di Kabupaten Bangkalan. Masih banyak permasalahan mendasar yang perlu dibenahi, mulai dari pemerataan guru hingga penempatan yang belum sepenuhnya sesuai dengan kompetensi dan keahlian yang dimiliki masing-masing pendidik.
Penataan guru harus dilaksanakan dengan prinsip profesional, proporsional, dan berkeadilan. Tidak boleh ada lembaga yang kekurangan guru sementara lembaga lain kelebihan tenaga pengajar. Baik lembaga negeri maupun swasta, baik guru PNS maupun PPPK, semuanya memiliki hak yang sama untuk memperoleh tenaga pendidik yang kompeten.
Apabila pemerataan dan penataan guru ini dilakukan secara objektif dan transparan, maka mutu pendidikan di Bangkalan akan meningkat. Guru yang ditempatkan sesuai bidang keahliannya akan mengajar dengan lebih optimal, dan siswa pun akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Penguatan Kompetensi dan Komunitas Guru
Selain penataan, bulan November juga semestinya menjadi momentum bagi pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk menguatkan kompetensi guru secara berkelanjutan. Dunia pendidikan kini tengah bergerak menuju era pembelajaran mendalam (deep learning), literasi digital, dan bahkan coding education. Karena itu, guru perlu terus diperkuat melalui berbagai program peningkatan kapasitas, baik berupa pelatihan, lokakarya, maupun pengembangan komunitas belajar seperti KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).
Komunitas guru harus difungsikan sebagai wadah inovasi dan pembelajaran profesional, bukan sekadar forum administratif. Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan berupa fasilitas, pelatih, dan pendampingan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan demikian, bulan November tidak hanya menjadi bulan seremoni, melainkan benar-benar menjadi bulan pembelajaran dan penguatan kapasitas bagi para guru.
Tata Kelola dan Administrasi Guru yang Efisien
Persoalan lain yang perlu mendapat perhatian serius dalam bulan guru nasional ini adalah tata kelola administrasi dan manajemen guru.
Banyak guru masih dihadapkan pada kesulitan administrasi, mulai dari pengurusan sertifikasi, kenaikan pangkat, hingga layanan kepegawaian. Padahal, waktu guru seharusnya lebih banyak digunakan untuk mendidik dan berinovasi di kelas, bukan untuk berurusan dengan berkas administrasi yang rumit.
Sudah saatnya Kabupaten Bangkalan membangun sistem manajemen guru yang terbuka dan efisien (open management) yang terintegrasi antara Dinas Pendidikan (Disdik) dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM). Pelayanan berbasis digital, transparansi informasi, dan kecepatan respons akan menjadi kunci dalam menciptakan manajemen pendidikan yang modern. Semakin transparan sistemnya, semakin tinggi pula motivasi dan kepercayaan guru terhadap lembaga pengelola pendidikan.
Meninjau Ulang Peran Korwil Bidang Pendidikan
Dalam semangat bulan guru nasional, perlu juga dilakukan evaluasi terhadap peran Koordinator Wilayah (Korwil) bidang Pendidikan di setiap kecamatan.
Keberadaan korwil sejatinya dimaksudkan untuk memperkuat koordinasi dan pembinaan pendidikan di tingkat bawah. Namun, perlu ditinjau kembali apakah sistem yang ada saat ini masih efektif atau perlu disederhanakan agar tidak menambah beban birokrasi.
Evaluasi yang objektif terhadap fungsi korwil akan membantu meningkatkan efisiensi manajemen pendidikan. Tujuannya jelas: guru di lapangan harus mendapat pelayanan yang cepat, tepat, dan produktif, agar mereka dapat fokus melaksanakan tugas utamanya yaitu mendidik generasi penerus bangsa.
Bulan Guru sebagai Gerakan Bersama
Bulan November harus dimaknai sebagai bulan gerakan guru Bangkalan, bukan hanya bulan peringatan. Gerakan untuk memperbaiki kebijakan, menata sistem, dan memperkuat kompetensi guru secara kolektif. Di bulan ini, seluruh elemen pendidikan—mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas, hingga dinas pendidikan—dapat bersatu dalam semangat membangun guru yang profesional, berdaya, dan berintegritas.
Refleksi ini penting agar Hari Guru Nasional 2025 tidak berhenti pada kegiatan seremonial, tetapi menjadi titik tolak transformasi pendidikan di Kabupaten Bangkalan. Guru yang kuat akan melahirkan pendidikan yang bermutu, dan pendidikan yang bermutu akan melahirkan generasi Bangkalan yang unggul, berakhlak, dan siap bersaing di era global.
Dari Bangkalan untuk Indonesia
Mari jadikan bulan November ini sebagai bulan penghormatan dan perbaikan bagi guru. Hormat bukan sekadar dalam bentuk pujian, tetapi dalam tindakan nyata untuk memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, dan kemudahan kerja mereka. Sebagaimana pesan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), “Pendidikan Bermutu untuk Semua” hanya dapat terwujud jika guru menjadi pusat perhatian dalam setiap kebijakan.
Dengan guru yang ditata secara profesional, kompeten, dan dihargai dengan layak, maka masa depan pendidikan Bangkalan akan semakin cerah dan bermartabat. Selamat memperingati Bulan Guru Nasional November 2025—mari bersama menata guru, menata masa depan Bangkalan.