Cerita dan Harapan dari Makassar: Revitalisasi Sekolah, Revitalisasi Semangat Belajar

Cerita dan Harapan dari Makassar: Revitalisasi Sekolah, Revitalisasi Semangat Belajar

MAKLUMAT — Senyum cerah tampak di wajah para siswa UPT SMK Negeri 5 Makassar. Setelah puluhan tahun menempati bangunan tua, kini sekolah kejuruan tertua di Kota Daeng itu mulai berbenah melalui program Revitalisasi Satuan Pendidikan, bagian dari kebijakan prioritas nasional di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Kami sangat senang, Kak, karena akhirnya sekolah kami diperbaiki. Dulu beberapa ruang kelas bocor dan tiangnya sudah miring,” ujar Aqilah Althafunnisa, salah seorang siswa kelas XI Mekatronika.

Baginya, ruang belajar yang layak bukan sekadar tempat menimba ilmu, tapi juga simbol masa depan. “Harapan saya, setelah revitalisasi selesai, kami bisa belajar lebih nyaman dan semangat,” imbuhnya.

Kegembiraan serupa dirasakan Zul Jalalil Wal Ikram, siswa jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi. “Saya paling menunggu perpustakaan baru. Saya suka membaca, dan semoga nanti suasananya lebih nyaman dan koleksi bukunya lebih banyak,” ucapnya.

Meski sebagian area sekolah tertutup karena pembangunan, para siswa tetap antusias. “Kami paham ini demi kebaikan sekolah. Kalau pun upacara sementara ditiadakan, kami tetap bersyukur,” kata Aqilah lagi.

Sekolah Tua, Semangat Baru

Didirikan pada 1969 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1977 dengan nama STM Pembangunan Makassar, UPT SMK Negeri 5 Makassar telah menjadi saksi perjalanan panjang pendidikan vokasi di Indonesia Timur. Namun, usia bangunan yang menua membuat banyak ruang tak lagi layak pakai.

Baca Juga  Putusan MK Wajibkan Pendidikan Dasar Negeri dan Swasta Gratis, Wakil Ketua Komisi X: Pemerintah Harus Laksanakan!

“Bangunan ini hampir tidak pernah mendapat perbaikan besar. Bahkan sebagian konstruksi sudah mengkhawatirkan,” ungkap Amar Bachti, Kepala Sekolah UPT SMK Negeri 5 Makassar.

Ia menjelaskan, sekolahnya mendapat bantuan rehabilitasi untuk kelas, perpustakaan, ruang administrasi, dan toilet baru di tiga titik.

Alhamdulillah tahun 2025 kami diberi kesempatan untuk mendapatkan bantuan rehabilitasi. Kami baru tersentuh sekitar 20 persen area sekolah, tapi kami berkomitmen melaksanakannya dengan baik. Kami berharap bisa jadi contoh bagi revitalisasi berikutnya,” tandasnya.

Menariknya, proyek ini dikerjakan secara swakelola, melibatkan masyarakat dan alumni sekolah. “Kami libatkan alumni jurusan pembangunan dan warga sekitar yang paham konstruksi. Ini bukan sekadar proyek, tapi kerja gotong royong,” tegas Amar.

Salah satu pekerja yang merupakan warga sekitar, Munir, merasa bersyukur bisa ikut andil dalam upaya meningkatkan pendidikan di wilayahnya. “Saya tertarik ikut karena kerjanya lama, jadi ada kepastian penghasilan. Semoga nanti ada kelanjutannya lagi,” tuturnya.

Sementara Budi Jaelani, guru Teknik Pengelasan, menyebut revitalisasi ini membawa perubahan nyata. “Dulu sebagian gedung sering tergenang air, tapi setelah lantainya dinaikkan sekitar 40 sentimeter, kondisi jadi jauh lebih baik. Anak-anak lebih semangat, gurunya pun ikut termotivasi,” ujarnya.

Sekolah Inklusif yang Semakin Layak

Tak jauh dari sana, semangat serupa juga terasa di UPT SLB Negeri 2 Makassar, sekolah luar biasa yang melayani siswa dengan kebutuhan khusus seperti tunarungu, tunagrahita, autis, dan down syndrome. Tahun ini, sekolah tersebut mendapat bantuan pembangunan tujuh ruang kelas baru (RKB).

Baca Juga  Film "Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia" Resmi Tayang, Muhammadiyah Kembangkan Dakwah lewat Layar Lebar

“Bagus, senang,” ungkap Muhammad Tarhim, salah seorang siswa tunarungu kelas XI, melalui bahasa isyarat yang diterjemahkan gurunya. Ia berharap ruang barunya nanti “bersih, tidak panas, rapi, ada kipas dan AC.”

Sementara itu, salah seorang siswa tunagrahita bernama Muhammad Safril Kobo, juga berharap hal serupa. “Semoga renovasi ini bisa bikin belajar lebih semangat dan nyaman,” ujarnya.

Di sisi lain, Guru Bahasa Inggris yang akrab disapa Ibu Ika, menilai program ini memberi dampak besar. “Sebelum ada pembangunan, satu kelas bisa diisi tiga rombongan belajar dengan kebutuhan berbeda. Sekarang anak-anak nanti bisa belajar lebih fokus dan suasana lebih menyenangkan,” katanya.

Kepala UPT SLB Negeri 2 Makassar, Jamaluddin, juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah. “Sekolah kami mendapat program revitalisasi tahun 2025 dengan banyak bantuan. Ini membuat guru-guru semakin bersemangat mengajar, sementara peserta didik sangat bahagia dan tambah semangat belajarnya,” katanya.

Tidak Hanya Membangun Fisik

Dalam kunjungan kerjanya ke Makassar beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq, turut meninjau langsung pelaksanaan program revitalisasi di dua sekolah tersebut. Ia menilai progres pembangunan berjalan baik dan sesuai jadwal.

“Kedua pengelola dan pengawas yakin bisa selesai 15 Desember 2025. Dengan kebijakan swakelola, dana yang ada bisa dimanfaatkan lebih luas tanpa mengurangi kualitas. Ini menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki,” ujarnya.

Baca Juga  Integrasikan Literasi Lingkungan dalam Pembelajaran, Kemendikdasmen Teken MoU dengan Kemenhut

Fajar menegaskan, program Revitalisasi Satuan Pendidikan merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. “Program ini bukan hanya membangun fisik, tapi membangun semangat dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan,” tandasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya perawatan jangka panjang. “Membangun itu sulit, tapi lebih sulit lagi merawatnya. Kami ingin setiap sekolah menjaga fasilitas agar bisa bertahan 25 tahun ke depan,” tegas Fajar.

Sementara itu, Sekretaris Ditijen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Layanan Pendidikan Khusus, Muhammad Hasbi, berharap agar ke depan semakin banyak sekolah-sekolah yang bisa direvitalisasi dan direhabilitasi, sehingga membuat suasana dan lingkungan belajar menjadi semakin aman dan nyaman.

“Kami berharap semakin banyak sekolah yang bisa direhabilitasi karena rasa aman dan nyaman di ruang belajar sangat menentukan semangat murid,” tandasnya.

Program Revitalisasi Satuan Pendidikan tersebut menegaskan sekaligus menjadi bukti komitmen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam menjalankan program prioritas nasional, serta menghadirkan pendidikan yang bermutu, aman, dan inklusif bagi seluruh anak bangsa.

Tak sekadar memperbaiki bangunan, program ini menghidupkan kembali semangat belajar, gotong royong, dan optimisme, dari ruang kelas hingga hati setiap insan pendidik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *