Cerita Guru SMK Mutia Ngoro yang Terbantu Program Day Care: Bebas Biaya dan Bikin Tenang Mengajar

Cerita Guru SMK Mutia Ngoro yang Terbantu Program Day Care: Bebas Biaya dan Bikin Tenang Mengajar

MAKLUMAT — Di tengah kesibukan mengajar, banyak guru perempuan yang menghadapi beragam tantangan. Salah satunya, banyak dari mereka yang tidak bisa jauh dari anak-anak mereka. Antara tuntutan kelas dan peran sebagai ibu, keseharian mereka sering kali berjalan beriringan tanpa jeda.

Melihat hal itu, SMK Muhammadiyah 3 Ngoro, Mojokerto (Mutia Ngoro) memiliki program day care atau penitipan anak. Program ini disediakan khusus untuk guru-guru yang memiliki anak kecil. Fasilitas ini memungkinkan para guru menitipkan anak mereka di lingkungan sekolah selama jam kerja.

Shinta, guru Bahasa Inggris di SMK Mutia Ngoro bercerita tentang bagaimana kehadiran program day care di sekolah tempatnya mengajar. Ia berujar, bahwa program ini menjadi solusi bagi para guru yang memiliki anak kecil. Program ini merupakan inisiatif langsung dari kepala sekolah agar para guru tetap bisa mengajar tanpa khawatir meninggalkan anak di rumah.

“Fasilitas ini memang disiapkan oleh kepala sekolah untuk guru-guru yang punya anak, supaya tetap bisa mengajar di sekolah. Waktunya juga fleksibel. Kami bisa menyesuaikan kapan menjaga anak dan kapan fokus mengajar,” ujarnya kepada Maklumat.id, Kamis (16/10/2025).

Saat ini, sudah ada dua guru yang memanfaatkan program tersebut. Shinta sendiri memiliki satu anak yang dititipkan. Sementara satu guru lainnya menitipkan dua anaknya. Bagi Shinta, program ini sangat memberikan dampak besar bagi keseharian para guru.

Baca Juga  Wakil Ketua PWM Jatim: Idul Fitri Jadi Momentum Pas untuk Perkuat Persatuan Bangsa

“Dulu, waktu murid masih sedikit, saya pernah harus mengajar sambil menggendong anak. Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah ada fasilitas seperti ini, jadi jauh lebih mudah,” katanya.

Pengelolaan day care di sekolah itu juga melibatkan tenaga khusus. Seorang perempuan yang sebelumnya bekerja di bidang serupa, kini mengurus anak-anak guru di sekolah tersebut. Penyesuaian jadwal dilakukan mengikuti jam kerja para guru, sehingga tidak ada kendala berarti dalam pengaturan waktu.

Program day care ini sendiri sudah berjalan sekitar tiga tahun belakangan. Tidak ada biaya khusus yang dibebankan. Meski demikian, Shinta dan rekannya pun sering memberikan kelebihan gajinya untuk pengasuh anak mereka. Selebihnya, pihak sekolah memfasilitasi penuh program ini.

“Saya dulu waktu punya anak pertama masih bisa dititipkan ke orang tua. Tapi saat punya anak kedua dan ketiga, sudah tidak bisa lagi. Jadi akhirnya mencari solusi bersama kepala sekolah. Dari situlah muncul inisiatif untuk menyediakan fasilitas ini,” ceritanya.

Shinta mengakui, kehadiran day care di sekolah sangat membantu dirinya dan rekan-rekan guru. Dengan lokasi yang dekat, para guru bisa mengajar dengan tenang dan tetap bisa melihat anak sewaktu-waktu.

Alhamdulillah, dengan adanya fasilitas ini kami para guru bisa lebih fokus mengajar. Kalau anaknya di tempat jauh kan repot, tapi karena ini dekat, kapanpun ingin menjenguk bisa. Benar-benar membantu sekali,” ujarnya.

Baca Juga  Songsong Indonesia Emas, Kadin Jatim Dorong Anggotanya Tingkatkan Kualitas SDM

Pengasuh Dikuliahkan, Guru Dimudahkan

Kepala SMK Mutia Ngoro, Ednan Rudianto mengatakan bahwa sekolah memberi perhatian khusus bagi guru yang tidak bisa jauh dari anak. Hal ini bertujuan agar mereka tetap merasa tenang dan nyaman selama mengajar.

Menurutnya, dukungan sekolah terhadap kesejahteraan guru sangat penting. Hal ini agar mereka bisa mengajar dengan profesional sekaligus tidak terbebani tanggung jawab di luar kelas.

Ia juga bercerita bahwa sekolah menaruh perhatian khusus kepada pengasuh anak yang membantu di day care. Pihak sekolah bahkan turut memfasilitasi beasiswa kepada pengasuh tersebut untuk melanjutkan studi S1 Pendidikan Guru PAUD di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

“Iya, kami fasilitasi kuliah untuk beliau agar bisa terus mengembangkan kemampuan dan menambah pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini,” ujar Ednan.

Perhatian sekolah terhadap pengasuh anak ini sejalan dengan komitmen SMK Mutia Ngoro untuk memperhatikan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah. Ednan menegaskan, kesejahteraan tenaga pendidik dan seluruh warga sekolah menjadi bagian penting dari upaya membangun lingkungan belajar yang sehat dan produktif.

Program BMW SMK Mutia Ngoro

Ia menambahkan, SMK Mutia Ngoro juga memiliki program BMW (Bekerja, Melanjutkan ke perguruan tinggi, dan Wirausaha). Melalui program ini, sekolah ingin memastikan setiap lulusan memiliki jalan masing-masing untuk berkembang, tanpa dibatasi satu pilihan karier tertentu.

“Di SMK Mutia, semua lulusan bisa menjadi apa saja, tidak melulu harus bekerja. Kami ingin mereka punya kebebasan menentukan masa depannya,” ujarnya.

Baca Juga  Kisah Inspiratif Ustaz Ednan Rudianto: Membangun Generasi "BMW" dan Menyala Bersama Semangat KH Ahmad Dahlan

Ednan melanjutkan, bahwa untuk mencapai idealisme tersebut, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya kesejahteraan guru. Ia meyakini, guru yang didukung dengan baik akan lebih bersemangat dalam mengajar dan memberi dampak positif bagi siswa.

“Kalau guru merasa difasilitasi dengan baik, mereka akan dapat maksimal dalam menjalankan perannya. Mereka dapat memberikan yang terbaik untuk siswa. Itu yang terus kami jaga di sekolah ini,” pungkasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *