PEMERINTAH China melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengutuk keras pembunuhan terhadap Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah yang kediamannya di Tehran, Iran menjadi sasaran serangan udara pada Rabu (31/7/2024) kemarin.
Jubir Kemenlu China, Lin Jian menilai peristiwa tersebut berpotensi memicu ekskalasi konflik di Timur Tengah yang semakin membara.
“Kami semakin memperhatikan insiden tersebut, menentang keras dan mengutuk pembunuhan (Haniyeh) tersebut, dan sangat khawatir bahwa insiden ini dapat menyebabkan ketidakstabilan yang lebih besar dalam situasi di kawasan tersebut,” ujarnya, Rabu (31/7/2024).
Bukan tanpa alasan China mengecam insiden tersebut. Diketahui, negeri tirai bambu memegang peranan penting dan positif dalam upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Tahun lalu, Beijing menengahi pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Iran, hingga belum lama ini China juga membantu mempersatukan kembali faksi-faksi Palestina yang tercerai-berai, termasuk Hamas dan Fatah sebagai dua entitas politik utama di negeri tersebut.
Ismail Haniyah sendiri, dilaporkan tewas usai kediamannya di Tehran, Iran menjadi sasaran serangan Udara pada Rabu (31/7/2024). Haniyah tewas bersama salah seorang pengawalnya.
Haniyah berada di Iran sejak Selasa (30/7/2024) untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian dan menemui pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) membenarkan informasi tersebut dan menyebut penyelidikan terhadap insiden tersebut tengah dilakukan oleh otoritas keamanan Iran.
Reporter: Ubay NA