Dakwah Salafi Stag, Syiah Mengalami Sentimen Positif

Dakwah Salafi Stag, Syiah Mengalami Sentimen Positif

MAKLUMATLogika awam sederhana: jika Syiah musuh Islam kenapa berdiri paling depan membela Palestina. Jika antum Islam kenapa diam berpangku tangan melihat saudara se iman di zalimi.

Awam dengan mudah melihat dan berpikir dengan logika sederhana. Salafi mungkin salah strategi menyikapi perang Iran Israel. Sikap ambigunya jelas melahirkan sentimen negatif di kalangan umat.
Salafi makin kuat dan mengeras di dalam tapi terus melemah karena kehilangan isu aktual.

Salafi kehilangan simpati dan kepercayaan karena melawan logika awam yang sedang memposisikan Iran sebagai simbol perlawanan umat Islam atas Zionis.

Sebaliknya keberhasilan Iran mengalahkan Zionis dan sekutunya ditandai dengan permintaan gencatan senjata telah mengubah paradigma umat Islam tentang Syiah, yang selama ini dilarang sebab sesat dan menyimpang, berbagai framing di sebarkan untuk melegitimasi kesesatan dan penyimpangannya terbantahkan.

Dakwah Syiah makin terbuka dan terang terangan sebuah kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi Salafi sebagai kompetitor utama. Framing Syiah sesat dan menyimpang perlahan terbantahkan. Sebab informasi tentang Iran dan Syiah bisa di akses dengan mudah dan efektif baik skala lokal, regional dan internasional. Sebaliknya 230 tahun dakwah salafi belum menunjukkan hasil signifikan.

^^^
Geo Politik Syiah mengalami perubahan signifikan, gelombang simpati tidak terbendung. Iran menjelma menjadi kekuatan negara islam yang dizalimi, menjadi kebanggaan dalam merawat militansi dan ghirah melawan penindasan dan hegemoni barat. Apapun framingnya: perang sandiwara, drama, dua golongan zalim saling menghancurkan tidak lagi efektif mematahkan.

Baca Juga  Konflik Israel - Iran Berlanjut, Ancaman Krisis Global di Depan Mata

Prof. Daniel Bell pengamat politik kesohor menarasikan betapa ideologi akan menjadi picu yang terus menggelora. Dan agama kerap menjadi bahan bakar perang yang tak pernah padam. Iran dan Syiah tak lagi penting sebab umat Islam sedang menuntut bukti dan Iran telah tepat janji.

Bukankah para sejarawan semisal Ibnu Hisyam, Ibnu Ishak dan Muhammad Haikal menyebutkan bahwa semua alasan perang masa Nabi saw tak ada yang menjadikan agama sebagai alasan.

Perang Badar terjadi karena kaum kafir Quraisy menyerang umat Islam setelah kaum Muhajirin (yang hijrah ke Madinah) meminta kembali hak mereka atas harta dan rumah yang ditinggalkan di Makkah.

Perang Bani Qainuqa dan Bani Nadhir: terjadi karena pelanggaran perjanjian yang dilakukan oleh Yahudi Madinah terhadap umat Islam.

Perang Khandaq terjadi setelah kaum kafir Quraisy dan sekutunya mengepung Madinah, bukan karena perbedaan agama, tetapi karena upaya untuk menghancurkan umat Islam.

^^^^
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 190: menegaskan bahwa umat Islam diperintahkan untuk berperang hanya jika mereka diperangi, dan tidak boleh melampaui batas.
Hadits-hadits lain juga menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan tidak melakukan kekerasan tanpa alasan yang jelas. Wallahu ta’ala a’lm ..***

 

*) Penulis: Nurbani Yusuf
Komunitas Padhang Makhsyar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *