DANA III Nasyiah Jatim: Teguhkan Kaderisasi Ideologis Berbasis Living Society

DANA III Nasyiah Jatim: Teguhkan Kaderisasi Ideologis Berbasis Living Society

MAKLUMAT — Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur menggelar Darul Arqam (DANA) III yang resmi dibuka pada Jumat (26/12/2025) di Auditorium Prof Din Syamsuddin, The Millennium Building, SD Muhammadiyah 4 (Mudipat), Pucang, Kota Surabaya. Agenda kaderisasi yang akan berlangsung hingga Ahad (28/12/2025) itu menjadi ruang penguatan ideologi yang tidak berhenti pada tataran teori, tetapi bergerak nyata di tengah kehidupan masyarakat.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM, menegaskan bahwa perkaderan merupakan jantung kehidupan organisasi. Melalui proses itulah, nilai-nilai ideologis ditanamkan secara kokoh, baik nilai-nilai Islam maupun Muhammadiyah, agar kader tidak hanya aktif secara struktural, tetapi juga matang dalam pemikiran dan karakter.

Ia menekankan bahwa perkaderan bukanlah agenda seremonial semata, melainkan proses pendidikan diri yang terpadu, terencana, dan berkesinambungan untuk menanamkan nilai-nilai dasar gerakan.

“Muhammadiyah adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berlandaskan Al-Quran dan sunnah. Gerakan ini hadir untuk menjawab persoalan umat dan kemanusiaan, bukan sekadar menjaga simbol dan tradisi,” tandasnya, dikutip dari laman resmi PWNA Jatim, Sabtu (27/12/2025).

Lebih lanjut, Sholihin menjelaskan bahwa ideologi Muhammadiyah diarahkan untuk melawan problem mendasar kehidupan umat, mulai dari kebodohan yang harus dihadapi dengan ilmu dan kesadaran kritis, kemiskinan yang dijawab melalui sistem dan pemberdayaan, hingga pemurnian ajaran Islam agar umat tidak menjauh dari nilai tauhid. Seluruhnya bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya yang kuat secara fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Baca Juga  Tegaskan Komitmen dan Daya Saing, Milad ke-7 UMLA: Global Reach, Local Roots

Dalam konteks gerakan, ia juga mengangkat prinsip meritokrasi, bahwa tidak ada “darah biru” dalam Muhammadiyah. Kader, lanjutnya, dinilai bukan dari asal-usulnya, melainkan dari integritas, kapasitas, dan sejauh mana kontribusinya bagi umat dan masyarakat.

Sementara itu, Ketua PWNA Jawa Timur, Desi Ratna Sari SH, menegaskan keunikan DANA III sebagai satu-satunya perkaderan Darul Arqam yang secara nyata terjun langsung ke masyarakat. DANA III Jawa Timur, jelasnya, dirancang berbasis living society, dengan menjadikan masyarakat sebagai ruang belajar sekaligus ladang pengabdian.

Desi menjelaskan, melalui pendekatan tersebut, kader tidak hanya berdiskusi tentang persoalan sosial, tetapi berhadapan langsung dengan realitas di lapangan. Kader didorong untuk memahami kehidupan warga, membangun empati, serta mengasah kepemimpinan sosial sebagai bekal pengabdian.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dalam proses kaderisasi, Muhammadiyah berpegang pada lima tujuan utama yang dikenal sebagai 5M, yakni memahami Islam secara murni, membentuk man power yang kritis dan berkarakter, memperkuat manajemen gerakan, menjunjung meritokrasi, serta membangun mutualisme dalam relasi sosial.

Di usia ke-113 tahun, Muhammadiyah dituntut terus menunjukkan daya hidupnya sebagai gerakan Islam modern yang memberi manfaat luas bagi umat dan kemanusiaan. DANA III Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur menjadi bagian dari ikhtiar tersebut, dengan menyiapkan kader perempuan muda berkemajuan yang berideologi kuat, membumi di tengah masyarakat, dan siap menjadi penggerak perubahan.

Baca Juga  Refleksi Problem Solving Nasyiatul Aisyiyah: Membaca Masalah, Mengurai Krisis, Menajamkan Kepemimpinan Perempuan

“Karena sejatinya, kaderisasi bukan tentang siapa yang paling menonjol, tetapi siapa yang paling siap untuk berguna bagi umat dan kemanusiaan,” pungkas Desi.

*) Penulis: PWNA Jatim / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *