MAKLUMAT — Danantara dan Upaya Menyiapkan Mesin Kedua Ekonomi IndonesiaMAKLUMAT – Pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah terlalu lama tertahan di kisaran 5 persen. Angka itu, menurut Prof. Dr. Muliaman Darmansyah Hadad, Ph.D., menunjukkan bahwa perekonomian nasional memerlukan “mesin penggerak baru” di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kita tidak bisa terus bergantung pada APBN. Negara butuh mesin ekonomi kedua yang mampu menggerakkan produktivitas. Sekaligus menyalurkan investasi jangka panjang agar manfaatnya dirasakan masyarakat,” ujar Muliaman, Wakil Ketua Dewan Pengawas Danantara Indonesia.
Hal ini ia sampaiikan dalam kuliah umum bertajuk “Peran Danantara dalam Meningkatkan Kualitas Ekonomi Indonesia: Membangun Generasi Emas, Berdaya & Mandiri” di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (23/10/2025).
Danantara: Mesin Kedua Ekonomi Nasional
Kehadiran Danantara Indonesia bukan sekadar menambah lembaga baru dalam ekosistem ekonomi negara. Ia dibentuk sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF)—dana kekayaan negara yang bertugas mengelola aset dan dividen BUMN secara lebih produktif dan strategis.
Muliaman menjelaskan, lembaga ini dirancang untuk menjadi “mesin kedua” ekonomi Indonesia. Termasuk mengonsolidasikan aset-aset negara yang selama ini terpisah, kemudian mengalihkannya ke sektor-sektor investasi jangka panjang.
Tujuannya tegas, memperkuat fondasi ekonomi nasional yang berkelanjutan, sekaligus menyiapkan tabungan lintas generasi.
“BUMN adalah aset negara yang harus produktif. Tugas Danantara memastikan aset-aset itu tidak menjadi beban, melainkan kekuatan baru bagi pembangunan ekonomi nasional,” tegasnya.
Sejauh ini perkiraan aset BUMN mencapai sekitar 1 triliun dolar AS menunjukkan potensi besar yang selama ini belum dioptimalkan. Melalui Danantara, aset-aset tersebut akan dikelola dengan prinsip tata kelola global (santiago principles), untuk menjamin transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan dalam setiap langkah investasinya.
Strategi Investasi Berbasis Domestik
Tidak seperti SWF di negara-negara kaya minyak seperti Norwegia atau Uni Emirat Arab, Indonesia membangun Danantara dengan basis non-komoditas. Fokusnya ada pada pengelolaan hasil usaha BUMN dan aset domestik, bukan sumber daya alam semata.
Ada delapan sektor prioritas yang menjadi fokus investasi Danantara. Ia adalah energi terbarukan, mineral dan pertambangan, infrastruktur digital, jasa keuangan, kesehatan, pangan, serta kawasan industri dan properti.
Muliaman menekankan, kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada kreativitas dan produktivitas manusianya, bukan pada sumber daya alam. Karena itu, Danantara mengutamakan investasi di dalam negeri namun tetap membuka ruang kolaborasi dengan investor global.
“Sumber kekuatan kita bukan minyak atau gas, melainkan produktivitas bangsa sendiri. Danantara berfokus domestik, tapi terbuka bagi kolaborasi global,” katanya.
Peran Kampus dalam Ekosistem Pembangunan
Dukungan terhadap gagasan ini datang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai tuan rumah kegiatan. Dr. Ahmad Juanda, Ak., M.M., C.A., Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, menegaskan bahwa perguruan tinggi punya peran strategis dalam membentuk generasi muda yang memahami arah pembangunan ekonomi bangsa.
“Melalui Center of Future Work (CFW) dan Center of Excellence (CoE), kami menyiapkan lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi mampu menciptakan kerja,” ujarnya.
“Semangat Danantara sejalan dengan visi UMM sebagai kampus berdampak menuju Indonesia Emas 2045,” lanjutnya menambahkan.
Menatap Indonesia Emas 2045
Kuliah umum di UMM itu bukan sekadar wacana ekonomi, melainkan upaya konkret mempertemukan dunia akademik dengan lembaga strategis negara. Kolaborasi semacam ini menjadi penting untuk menyiapkan generasi emas yang tidak hanya berdaya, tapi juga mandiri dalam menghadapi tantangan global.
Kehadiran Danantara, Indonesia berupaya membangun sistem ekonomi baru—lebih mandiri, berkelanjutan, dan berorientasi jangka panjang.
Ini merupakan langkah untuk menggerakkan roda pertumbuhan yang selama ini stagnan. Sekaligus membuka jalan menuju kemakmuran lintas generasi.