
MAKLUMAT — Pimpinan MPR dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, mengajak Indonesia untuk tak sekadar jadi penonton perkembangan teknologi global. Dalam lawatannya ke China, Eddy menyambangi dua raksasa teknologi: BYD, produsen mobil listrik terbesar dunia, dan Huawei, pemain utama di sektor telekomunikasi dan kecerdasan buatan (AI).
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Di Shenzen, Eddy melihat langsung bagaimana BYD membangun pabrik mobil listrik dengan teknologi canggih namun tetap terjangkau. BYD tengah membangun pabrik baru di Subang, Jawa Barat. “Yang mereka jual bukan cuma mobil, tapi kemajuan teknologi dan inovasi. Ekspansi mereka masif, teknologinya mutakhir, dan harganya lebih kompetitif. Makanya mobil listrik China cepat diserap pasar dunia,” ujar Eddy dalam keterangan resmi, Sabtu (19/4/2025)
Eddy optimistis, masuknya BYD ke Indonesia bisa menjadi momentum besar. Ia berharap akan ada transfer pengetahuan, terutama bagi tenaga kerja lokal yang akan terlibat langsung dalam proses produksi. “Indonesia punya banyak talenta hebat. Tinggal bagaimana mengelola dan menyalurkan potensi itu dengan manajemen yang tepat,” ujarnya.
Tak berhenti di sektor otomotif, Eddy juga berkunjung ke markas besar Huawei di Shenzen. Di sana, ia berdiskusi hangat dengan Vice President of Global Government Affairs Huawei Technologies, Wang Ke, serta Direktur Asian Affairs Huawei Global, Anna Liu.
Kunjungan ini terjadi di tengah memanasnya isu global—salah satunya tarif impor dari China ke AS yang naik drastis hingga 245 persen. Namun menurut Eddy, Indonesia tetap menjalin hubungan dagang yang sehat dan seimbang dengan semua negara, termasuk China.
“Dalam situasi global yang dinamis, kita perlu menjaga hubungan yang saling menghormati dan setara. Indonesia dan China bisa berbeda pendekatan, tapi tetap jadi mitra penting,” jelas Eddy.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi di bidang teknologi informasi dan kecerdasan buatan. Menurutnya, Huawei bisa menjadi mitra strategis dalam mempercepat transformasi digital Indonesia.
“Huawei harus bisa membawa manfaat nyata, terutama untuk generasi muda kita. Transfer ilmu dan pelatihan harus jadi bagian dari investasi mereka,” tegas politisi Dapil Kota Bogor-Cianjur ini.
Eddy juga tak lupa menyinggung soal pentingnya menciptakan iklim investasi yang aman dan bersih dari praktik-praktik premanisme. Ia menekankan perlunya aparat penegak hukum bertindak tegas dalam kasus-kasus yang mengganggu iklim investasi nasional.
“Kami di DPR berkomitmen untuk mengawal regulasi yang ramah investasi. Jangan sampai investor takut datang karena adanya gangguan di lapangan,” tutupnya.